Sabtu, 15 September 2012

KUMPULAN KATA BIJAK 2012




Jangan sesali apa yg telah terjadi kemarin, tapi jika kamu tak mampu menjadi lebih baik hari ini, kamu patut menyesali.

Cinta berarti memberi; memberi perhatian, memberi kasih sayang. Dan cinta berarti tidak menuntut atau mengekang.

Cinta adl memahami bhw tdk ada org yg sempurna, namun kau tdk menyerah krn kau tahu ia pantas diperjuangkan. -@AmandaAdriani

Berpikirlah sebelum berbicara, karena dengan begitu, kamu akan mengurangi kesalahan pun masalah yang mungkin akan terjadi.

Jika kamu percaya pada dirimu, tidak ada yang dapat menghentikanmu untuk mencapai apa yang kamu inginkan.

Lakukan yang terbaik sekarang. Karena akan lebih buruk bila menyesali yang sudah berlalu dan mengkhawatirkan yang akan datang.

Saat 2 sahabat menjadi kekasih, itu ketulusan. Saat 2 mantan kekasih menjadi sahabat, itu kedewasaan. -@AmandaAdriani

Terlalu sombong untuk berpikir km tak membutuhkan teman, terlalu naif untuk berpikir semua orang adalah temanmu. -@WilzKanadi

Setiap orang dibesarkan dalam upaya yang berbeda. Menghargai perbedaan adalah hal yang mungkin sulit, tapi harus selalu dicoba.

Jika kamu memiliki keinginan tuk memulai, kamu juga harus mempunyai keberanian dan keinginan untuk menyelesaikannya, bukan hanya mengakhiri.

Jatuhkan hati hanya kepada orang siap menangkapnya, bukan kepada orang yang tak peduli dan membiarkan hati jatuh dan pecah.

Lupakan kenangan burukmu. Ketahuilah bahwa kenangan buruk akan selamanya kamu ingat jika kamu sendiri tidak berusaha mengakhirinya.

Jangan biarkan seseorang mencintaimu diam-diam, karena cinta bukan untuk disembunyikan.

Seberat apapun harimu, jangan pernah biarkan seseorang membuatmu merasa bahwa kamu tak pantas mendapat apa yang kamu inginkan.

Dalam hidup, ketika kamu berhenti mencari apa yg tak baik untukmu, kamu memberi kesempatan pada hal baik tuk bisa menemukanmu. -@AidiMs

Terkadang, kamu berusaha menghindari sesuatu, bukan berarti kamu membencinya. Kamu menginginkannya tapi kamu tahu bahwa itu salah.

Jika kemarin tak berakhir seperti yg kamu inginkan, ingatlah: jika Tuhan ingin kemarinmu sempurna, Dia tak perlu ciptakan hari ini.

Kamu tak bisa kembali ke masa lalu dan mengubah sebuah awal yang buruk, namun kamu bisa membuat akhir yang indah, mulai saat ini!

Org yg salah membuatmu bersenang2 & meninggalkan luka. Org yg tepat membuatmu merasa tenang & menghapus luka. -@AmandaAdriani

Salah satu hal tersulit dalam hidup adalah tetap menjadi dirimu sendiri ketika semua orang berusaha mengubahmu menjadi orang lain.

Kebahagiaanmu tidak ditentukan oleh orang lain, tapi oleh dirimu sendiri. Apa yang kamu lakukan hari ini, tentukan bahagia masa depanmu.

Tak perlu iri atas kemampuan orang lain, jika mereka bisa, kamu juga bisa. Jangan remehkan dirimu, kamu kuat dari yang kamu bayangkan.

Menyakitkan ketika kamu akhirnya menemukan seseorang yg begitu berarti dalam hidupmu, hanya tuk belajar bagaimana cara melepaskannya.

Yg terpenting, km harus setuju dgn apa yg km lakukan. Entah orang lain setuju entah tidak, itu urusan mereka. -@WilzKanadi

Janganlah kamu mencari-cari kekurangan orang lain, disaat mereka bersedia menerima kekurangan milikmu.

Kadang kamu memilih tuk menahan diri dan membiarkan cinta pergi, bukan karena tak ada cinta, tapi krn takut mencintai lalu kehilangan lagi
Terlalu memfokuskan diri pada apa yang kamu inginkan akan membuatmu sulit untuk beryukur. -@ufhay

SEDIH ketika bersama dia yg kamu pikir kamu cinta, hanya tuk menyadari hatimu masih dimiliki oleh dia yg telah meninggalkanmu di masa lalu.

Salah satu hal yang menyakitkan tentang patah hati adalah dia tak pernah berteriak hingga tak ada yang mendengarnya kecuali dirimu sendiri.

Agar jiwamu sehat, tubuhmu juga harus sehat. Ayo follow @NutriSariID untuk info sayur dan buah yang baik dikonsumsi agar tubuh sehat!

Kepercayaan yg telah hilang mungkin tak akan pernah bisa kembali. Untuk itu, jika kamu telah dipercaya, jaga jangan sampai kamu kehilangan.

Hidupmu akan berubah lebih baik jika kamu bersedia untuk mengubah dirimu terlebih dahulu. Hanya orang baik yang akan mendapat yang terbaik.

Cinta memang terkadang menyakitkan, namun itu jauh lebih baik daripada hidup tanpa cinta sama sekali.

Kamu tak akan bisa membuat semua orang bahagia, namun kamu pasti bisa membuat seseorang bahagia karena dirimu bahagia.

Jangan hiraukan apa yg orang pikirkan tentangmu. Siapa dirimu adalah anugerah dari Tuhan, hanya padaNya kamu harus mendengar.

Sahabat adalah mereka yang selalu memberikan semangat ketika semua orang meremehkanmu. Mereka yang selalu peduli padamu.

Setiap ada awal pasti ada akhir, setiap masalah pasti ada solusi. Jangan pernah menyerah, percaya diri, dan bahagia menanti.

Hanya krn seseorg selalu terlihat kuat & tersenyum di hadapanmu, bkn berarti ia tdk prnh menangis di blkgmu. @AmandaAdriani

Kebahagiaan adalah milik mereka yang mempunyai impian, dan punya keberanian untuk berusaha mewujudkannya jadi kenyataan.

Jangan pernah melupakan pemberian Tuhan, baik itu anugerah maupun cobaan. Selalu ada makna disetiap peristiwa. God is Good.

Ketika kamu merasa sulit untuk mewujudkan mimpimu, percayalah bahwa sebuah mimpi yang lebih besar sedang menantimu. Have Faith!

Dalam hidup, jangan pernah biarkan pendapat seseorang tentangmu mengubah dirimu menjadi seseorang yg kamu tahu bukan dirimu.

Mencintai seseorang bukan hanya dengan mengucapkannya setiap hari, tapi juga dengan menunjukkannya dalam segala hal sepenuh hati.

Kadang, meski marah atas apa yg telah dilakukan dia yg kamu cinta, kamu tetap tak mampu berhenti mencintainya..

Cantik adl saat apa yg dimiliki org lain tdk membuatmu iri, krn apa yg kau butuhkan adl menjadi dirimu sendiri. -@AmandaAdriani

Sahabat sejati dpt menunjukkanmu bahwa hidup tak seburuk yg km pikirkan & masalahmu tak sebesar yg km takutkan. -@WilzKanadi

Hati-hatilah dgn hati. Jangan berikan pada seseorang yg tak bisa menghargai, karena ketika diberi, dia takkan sepenuhnya kembali. -@AidiMs

Sahabat yang baik tidak akan meminta sahabatnya menjadi orang lain. Tetapi sahabat yang baik akan menerima sahabatnya apa adanya.

Kadang ketika lelah terus terluka, kamu memilih tuk menjauh dari segalanya, hanya karena kamu ingin melihat siapa yg akan menghampirimu.

Jgn menolak perubahan hny krn takut kehilangan yg telah dimilki,krn dgnnya kita merendahkan nilai yg bisa kita capai melalui perubahan itu

Jika kita menetapkan ingin hidup ini seperti apa, lalu kerja keras untuk mencapai tujuan, kita tdk akan pernah kalah ,bahkan akan menang.

Jangan mengingat kebaikan yang pernah kamu lakukan, tapi ingatlah kebaikan yang orang lain lakukan kepadamu.

Bersyukur adalah cara terbaik agar merasa cukup, bahkan ketika berkekurangan. Jangan berharap lebih sebelum berusaha lebih.

Ketika kamu merasa sendiri dan tak ada yg peduli, ingatlah bahwa ada seseorang di luar sana yg begitu ingin memiliki hidup yg kamu jalani.

Cinta mungkin akan membuatmu terluka, tapi ia membuatmu semakin dewasa. Jadilah pribadi yang selalu memaafkan, terutama hatimu.

Kebencian hanya merugikan diri sendiri, tersenyumlah ketika disakiti. Hati tanpa benci membentuk jiwa yang tegar dan damai.

Maafkanlah kesalahan masa lalu, tegaslah membebaskan diri untuk hidup seutuhnya sekarang, dan dimasa depan.

Ada beberapa hal dalam hidup ini yg akan buatmu sulit tersenyum, tapi tak peduli betapa sakit yg kamu terima, jgn lupa tuk tetap tersenyum ?

Ketika sesuatu yg baik pergi, jangan menyesali. Karena jika kamu percaya, sesuatu yg lebih baik telah menanti tuk kamu hampiri. God is Good!

Jangan membenci dirimu jika kenyataan tak seperti yang kamu inginkan. Nikmati apa adanya dirimu. Banggalah pada dirimu sendiri.

Jangan sesali apa yang telah kamu lakukan. Jika memang harus disesali adalah tak melakukan apapun ketika kamu punya kesempatan.

Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu.

Kebahagiaan pun kesedihan adalah nikmat Tuhan yang wajib disyukuri. Belajarlah untuk menikmati dan mensyukuri segala yang Tuhan beri.

Terkadang, perpisahan adalah untuk kebahagiaan. Karena mungkin kamu akan merasa lebih tersakiti jika tidak berpisah saat ini.

Jangan banyak berharap pada dia yg tak menghargaimu. Bahagialah dengan yang kamu miliki, dan jangan bersedih dengan yang tidak kamu miliki.

Wanita dpt tersenyum kpd banyak pria. Namun hanya kpd satu pria ia dapat berbagi air matanya. -@AmandaAdriani

Ketika amarah memuncak, bersabar adalah pilihan terbaik. Marah tidak menyelesaikan masalah, dan mengalah bukan berarti kalah.

Hormati setiap impian yang kamu miliki. Karena dari sanalah akan terbentuk semangat untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan.

Cintai dirimu, seburuk apapun masa lalumu. Karena hari ini kamu memulai sesuatu yang baru, yang terbaik darimu untuk masa depanmu.

Doaku hari ini: Tuhan, beri aku keikhlasan untuk menjalani setiap kegiatan yang aku lakukan hari ini dan berilah kesabaran yang tanpa batas.

Dengan bertakwa kita mulia, dengan berbagi kita berarti. Selamat malam.. Selamat beristirahat..

Pd faktanya, aku tdk selalu tegar. Aku hny tdk menunjukkan betapa rapuhnya diriku kpd mrk yg tdk peduli padaku. -@AmandaAdriani

Kebahagiaan tidak akan habis hanya karena membaginya. Ketahuilah, kebahagiaan bertambah ketika kamu bersedia untuk berbagi.

Hidupmu di dunia tak begitu lama, jangan habiskan waktumu berusaha bertahan pada dia yg terus memberimu luka. -@AidiMs

Dalam hidup ini, berbagi kepada sesama memberi jiwa rasa damai. Berbagi dengan tulus tanpa pamrih memberikan perasaan sukacita.

Hargai apapun yg kamu miliki, namun jangna biarkan yg tak berarti membuatmu kehilangan sesuatu yg berarti.

Berbagilah kemanapun kamu pergi, jangan biarkan seorangpun yang datang kepadamu pergi tanpa perasaan yang lebih baik dan bahagia.

Ketika dua hati saling tulus mencintai, mereka akan selalu temukan cara tuk tetap bertahan, tak peduli betapa sulitnya tuk terus bersama.

Keutamaan berbagi dan memberi bukan kepada mereka yang dicintai, tetapi berbagi kepada mereka yang membutuhkan.

Kebahagiaan tak akan bermakna jika kamu tidak menyertakan orang disekitarmu yang sedang bersedih. Berbagilah dengan murah hati.

Jangan pernah lupa untuk selalu bersyukur. Dan berbagi adalah salah satu cara untuk bersyukur atas nikmatNya.

Dengan berbagi, kamu tak akan pernah kekurangan. Dan saat yang terpat untuk berbagi adalah disaat kamu berkekurangan.

Tetaplah berbagi meski kamu merasa tak punya apa-apa. Karena kamu bisa berbagi perhatian, kasih sayang, pun cinta. Tuluslah ketika berbagi.

Tak perlu mengharap imbalan ketika hendak berbagi. Karena imbalan itu sudah pasti kamu dapatkan, yaitu kebahagiaan dan ketentraman hati.

Saat kau mampu memaafkan & tersenyum kpd org yg telah menyakitimu, kau memastikan bhw dirimu lbh baik darinya -@AmandaAdrian

Kamu tak akan pernah tahu kapan kebahagiaan akan datang. Untuk itu, ketika kebahagiaan menghampiri, jangan lupa untuk berbagi.

Berbagi setiap kebaikan yang dimiliki adalah cara termudah untuk disayangi, oleh sesama manusia pun oleh Tuhan yang Maha Penyayang.

Ungkapan kasih sayang terdengar begitu indah. Berbagilah dengan orang tua, saudara, sahabat, dan sesama kita. Indahnya berbagi kasih.

Hidup ini bukan hanya tentang kebahagiaanmu sendiri, namun tentang berbagi kebahagiaanmu bersama orang lain.

Ketika dia yg kamu cinta mengatakan bahwa kamu tak cukup baik baginya, kamu harus menyadari hidupmu jauh lebih baik jika tanpanya

Tdk mslh jika ssorg tdk menyukaimu. Namun akan mjd mslh jika kau membiarkan ketidaksukaan mereka mempengaruhimu.

Ada banyak "drama" dalam hidup, tapi kamu tak perlu jadi pemainnya jika kamu tak menginginkannya.

Selain saling pengertian, saling menghormati adalah salah satu pembuktian cinta.

Bahagiakan orang tua dengan perhatian, kasih sayang, tutur bahasa dan sikap yg terbaik.

Salah satu cara agar bisa ikhlas adalah dengan cara menganggap apapun yg dikerjakan bukan sebuah beban, tapi kesenangan.

Ingat! Keraguan dan ketakutan hanya akan muncul jika kita tidak memiliki semangat

Apapun, tergantung dari sudut mana kita memandang, jika kita pandang positif maka hasilnya positif, pun sebaliknya.

Agar tidak putus asa dalam menghadapi masalah, lihatlah bahwa semuanya wajar dan bisa diupayakan menjadi lebih baik.

Milikilah impian, apapun itu. Yakinlah semua tercapai karena tidak ada yg mustahil jika kita selalu bersama Tuhan.

Ketakutan yg berlebih tidak baik. Lakukan apapun dgn penuh keyakinan, karena Tuhan akan membantu hambanya yg kesulitan.

Tuhan selalu berikan yg terbaik untukmu, mungkin bukan terbaik yg kamu inginkan, tapi pasti terbaik yg kamu butuhkan

Ketika kamu merasa kamu tak bahagia dengan hidupmu, ingatlah, bahwa ada seseorang yg bahagia hanya karena kamu ada.

Dalam cinta, meski kamu harus menunggu lama, percayalah bahwa cinta pasti membawamu ke tempat kamu seharusnya berada.

Kadang butuh kesalahan tuk buatmu bijaksana, karena dari sebuah kesalahan kamu memperoleh pelajaran terbaik tentang hidup.

Jangan sesali dia yg telah pergi. Ingatlah, ketika seseorang mengatakan Goodbye, seseorang yg lain akan datang dan mengatakan Hi.

Jangan jalani hidup dengan penyesalan. Kesalahan adalah pelajaran. Nikmati hidupmu, jadikan sebuah kenangan yg pantas diceritakan.

Jangan pernah berpikir tuk menyerah, karena jika kamu mau berusaha dgn kemungkinan yg ada, Tuhan akan membantumu melaluinya.

Segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan. Meski kadang kamu tak mengerti alasannya, tapi dia selalu memberimu sebuah pelajaran.

Masa lalu telah berlalu. Kamu tak akan bisa mencapai apa yg ada di depanmu, jika kamu tak mau melepaskan apa yg ada di belakangmu

Jangan takut mencoba hal baru dalam hidupmu. Jika kamu berhasil, kamu akan bahagia. Jika tidak, kamu akan lebih bijaksana.

Jika kamu berpikir kamu lemah, kamu salah! Tuhan tahu kemampuanmu, Masalah hanya tuk orang yg kuat. Kamu lemah jika kamu menyerah.

Dalam hidup, selalu berikan yg terbaik yg kamu bisa. Tak perlu jadi sempurna, karena apa yg buatmu berbeda, membuatmu istimewa.

Apapun masalahmu, Tuhan tak pernah terlambat memberi pertolonganNya. Kamu hanya butuh sedikit kesabaran. Have FAITH!

Ketika kamu tulus mencintai seseorang, kamu selalu sebutkan namanya dalam doamu, meski kamu bukan siapa-siapa baginya.

Terkadang, kamu harus kehilangan sesuatu yg berarti tuk bisa menyadari dan mensyukuri apa yg kamu miliki saat ini.

Kepercayaan sprti sbh keperawanan. Kau tdk memberikannya kpd sembarang org. Hati-hatilah kpd siapa yg kau percaya.

Setiap orang harus berkompetisi, terutama dengan dirinya sendiri dan masalah-masalahnya.

Ketika seseorang mengatakan hal yg buruk padamu. Sesungguhnya dia sedang menunjukkan bahwa dia tidak lebih baik darimu.

Adalah wajar jika kamu memiliki rasa takut, tapi jangan biarkan rasa takut menghentikanmu untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan.

Daripada terus memikirkan hal buruk yg mungkin terjadi dalam hidupmu, lebih baik bersyukur akan hal baik yg telah menghiasi harimu.

Kegagalan bukanlah disaat kamu terjatuh, tetapi disaat kamu menyerah dan berhenti berusaha berdiri setelah terjatuh

Cintai seseorang bukan karena siapa dirinya, tapi karena siapa dirimu ketika bersamanya.

Rabu, 12 September 2012

Cara Merubah Kebiasaan Buruk








Manusia memiliki kebiasaan dalam kehidupan sehari-harinya, baik itu kebiasaan baik maupun kebiasaan yang buruk. Kebiasaan yang baik tentu sangat menguntungkan bagi kita, Tetapi disamping itu ada kebiasaan buruk yang bisa menghambat berbagai macam aktivitas kita, tentu ini harus diatasi agar tidak berkelanjutan.

Kebiasaan berawal dari sesuatu gerak yang berkelanjutan. Kebiasaan dapat menjadi sebuah watak yang nantinya sulit untuk di hilangkan, maka dari itu sebelum menjadi watak yang jelek disini saya ingin berbagi cara  untuk merubah kebiasaan buruk dalam kehidupan kita.

Bagaimana Cara Merubah Kebiasaan Buruk

1. Buat komitmen yang kuat.
Dalam melakukan segala sesuatu tentu harus ada niat dan ikhlas, jadi untuk memulai mengubah kebiasaan buruk anda, niatkan dalam hati dan lakukan dengan ikhlas.

2. Buatlah catatan kecil. 
Ketika anda sedang melakukan kebiasaan buruk tersebut, cobalah catat apa yang anda pikirkan , apa yang anda rasakan dan apa yang anda inginkan, renungkanlah pula apa keuntungan dan kerugian ketika anda melakukan kebiasan buruk itu. Sehingga anda bisa tahu mengapa anda suka melakukan kebiasaan buruk itu.

3. Buatlah strategi.
Dalam perang kita harus punya strategi, begitu juga kalau kita ingin perang dengan kebiasaan buruk kita kita harus buat strategi jitu. Buatlah konsep apa-apa saja yang akan anda lakukan untuk mengubah kebiasaan buruk anda itu.

4.Segera buat jadwal.
Setelah ada strategi maka langkah berikutnya yakni membuat jadwal untuk melaksanakannya, beri tanda X untuk setiap kegiatan yang telah kamu lakukan. Jangan lupa tentukan juga kapan dan berapa lama anda melakukannya, biasanya untuk suatu perubahan itu dibutuhkan sekitar sebulan rutin untuk melakukannya.

5. Lakukan perlahan-lahan.
Anda tidak perlu terlalu memaksakan kehendak anda untuk mengubah itu, apapun yang dipaksakan akan menghasilkan sesuatu yang buruk, jadi yang terpenting anda nyaman melakukannya sesuai jadwal dan ingat perlahan-lahan saja tetapi tetap harus rutin. 

6. Tingkatkan keyakinan anda.
Godaan dan rayuan untuk melakukan kebiasaan buruk itu sangat besar, banyak orang yang berhenti ditengah jalan ketika melakukannya, maka segera sadarkan diri anda jika tergoda untuk melakukan kebiasaan buruk itu, bisa dengan shalat, atau bisa anda alihkan dengan kegiatan yang lebih asyik dan bermanfaat.

7. Cari contoh sosok teladan anda.
Anda bisa belajar dari orang-orang sukses, bagaimana mereka melakukannya, contohlah sedikit demi sedikit apa yang baik dari dia dan terapkan dalam keseharian anda.

8. Minta bantuan dan koreksi dari orang lain.
Jadikan orang lain sebagai cermin kita, mintalah dia untuk mengkritik dan memberikan nasehat kepada kita.

9. Fokus dan Ingatlah bahwa mengubah kebiasaan buruk itu berarti awal dari kesuksesan anda.
Orang yang sukses adalah orang yang disiplin dan mampu mengendalikan dirinya, memang dibutuhkan perubahan dan pengorbanan yang besar untuk mencapai itu.Yakinlah bahwa anda tidak akan pernah sukses jika tidak mengubah kebiasaan buruk anda.

Demikian adalah Cara Merubah Kebiasaan Buruk Semoga bermanfaat. untuk temen-temen yang ingin berbagi artikel seputar cara-cara dapat mengirimkan artikelnya kesini mistono0424.blogspot.com


Senin, 02 Juli 2012

nalikane ing tirtonadi

nalikane ing tirtonadi...
ngenteni tekane bis wayah bali...
tanganmu tak kanti kowe ngucap janji lungo mesti bali..
rasane negtung nganti lali..
wes pirang tahun nanggonku ngenteni...
ngenteni tekamu, neng kene tak tunggu nganti sak elengmu..
mongso rendeng wes ganti ketigo opo kowe ra kroso..
yen kowe iseh seneng lan tresno kudune kowe kroso...........

SUSAHNYA BUAT BLOG NE.....

diwaktu tidak dibutuhkan, sangat mudah buat blog ni, tapi kenapa sekarang payah....
nasib...nasib...

Jumat, 25 Mei 2012

LAPORAN PKPM MISTONO TAHUN 2011



DAFTAR ISI
                                                                                                Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................      i
DAFTAR ISI .............................................................................      iii
DAFTAR TABEL ........................................................................      vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................      vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................      viii
I.    PENDAHULUAN .................................................................      1
         1.1.  Latar Belakang ............................................................      1      
       1.2. Tujuan ........................................................................      4
II.   TINJAUAN PUSTAKA....................................................................     6
2.1.  Manfaat Tanaman Kelapa Sawit..............................................      7
       2.1.1. Minyak sawit untuk industri pangan................................     7
       2.1.2. Minyak sawit untuk industri non pangan..................................   
       2.1.3. Minyak sawit sebagai bahan bakar alternatif............................    10 
       2.1.4. Pemanfaatan limbah kelapa sawit...........................................    11 
2.2.  Sistematika Tanaman Kelapa Sawit.........................................      14
2.3.  Morfologi Tanaman Kelapa Sawit............................................      14
2.4.  Varietas Tanaman Kelapa Sawit..............................................      22
2.5.  Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit....................................     23
       2.5.1. Iklim.....................................................................................        23
       2.5.2. Jenis tanah............................................................................         25
2.6.  Budidaya Tanaman Kelapa Sawit............................................      26
       2.6.1. Pembukaan lahan..................................................................     26
       2.6.2. Pembuatan jalan....................................................................         27
       2.6.3. Pembuatan saluran draenase.................................................. 29
       2.6.4. Pemancangan........................................................................         30
       2.6.5. Pembuatan lobang tanam....................................................... 31
       2.6.6. Persiapan bahan tanam.......................................................... 31
       2.6.7. Pembibitan pre-nursery.......................................................... 32
       2.6.8. Pembibitan main- nurserry.....................................................  36
       2.6.9. Penanaman tanaman penutup tanah.......................................  40
       2.6.10. Penanaman tanaman pokok.................................................. 41
       2.6.11. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit......................................  42
2.7.  Pengolahan Hasil Tanaman Kelapa Sawit..................................      50
       2.7.1. pengangkutan TBS ke pabrik.................................................. 50
       2.7.2. Penimbangan………………………………………………………………    51
      2.7.3. Loading Ramp…………………………………………………………….    51
      2.7.4. Stasiun rebusan ( Sterilizer )………………………………………..    52
      2.7.5. Stasiun Pemipilan (Stripper)………………………………………...    52
      2.7.6. Stasiun Pencacahan  dan Pengempaan…………………………      53
      2.7.7. Stasiun Pemurnian……………………………………………………..     54
      2.7.8. Pengeringan dan pemecahan biji………………………………….     55
      2.7.9. pemisahan inti sawit dari tempurung…………………………….    56
2.8.  Manajemen Perusahaan........................................................      56
       2.8.1. Manajemen sumber daya manusia...........................................    56
       2.8.2.Manajemen Tanaman………………………………………………………….   57
      2.8.3. Manajemen Budidaya…………………………………………………………..   58
      2.8.4. Manajemen panen……………………………………………………………….   59
      2.8.5. Manajemen transportasi………………………………………………………   60
      2.8.6. Manajemen Pabrik………………………………………………………………    60
III.  METODE PELAKSANAAN....................................................      62
       3.1.  Lokasi dan Waktu PKPM ...............................................      62
       3.2.  Metode Kegiatan..........................................................      62
       3.3.  Kondisi Lingkungan PKPM (Luas areal,  Iklim,  Topografi,  Tanah
               dan Produk yang dihasilkan)...........................................      62
IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................      69
        4.1.  BudidayaTanamanKelapaSawit........................................      69
        4.1.1. Persiapan lahan………………………………………………………………….  69
        4.1.2. Persiapan bahan tanam………………………………………………………  72
        4.1.3. Penanaman tanaman pokok……………………………………………….. 73
        4.1.4. Pemeliharaaan tanaman……………………………………………………..  73
        4.1.5. Panen……………………………………………………………………………….   82
4.2.  Pengolahan Hasil Tanaman Kelapa Sawit…………………….......      84
4.3.  Manajemen Perusahaan Perkebunan KelapaSawit….............      99
V.    KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………..       113
       5.1.  Kesimpulan.................................................................      113
       5.2.  Saran…………………………………………………………....................      113
VI.DAFTAR PUSTAKA ...............................................................      114






DAFTAR TABEL

No.                                                                                                                  Halaman
1.  Kerapatan tanaman pada sistem tanam segi tiga sama sisi............       31
4.  Perkiraan unsur hara yang diambil oleh tanaman kelapa sawit
     per ha/tahun.........................................................................      45
5.  Jumlah pelepah yang dipertahankan berdasarkan umur tanaman.....      47


DAFTAR GAMBAR

No.                                                                                                                  Halaman
1..... Susunan perakaran kelapa sawit.............................................      15
2..... Susunan batang kelapa sawit.................................................      16
3..... Rumus kedudukan daun (Phylotaksis) kelapa sawit                          17
4..... Bentuk dan susunan daun kelapa sawit....................................      18
5..... Bunga jantan dan bunga betina pada tanaman kelapa sawit              20
6..... Penampang buah kelapa sawit...............................................      22
7..... Penampang buah hasil persilangan dura dan fisifera menjadi tenera    .     23
8..... Pemancangan rumpukan.......................................................      70
9..... Perumpukan dengan menggunakan alat berat...........................      71
10... Kegiatan Penanaman..........................................................      73
11... Penyiangan Piringan..............................................................      75
12... Pembabatan Gawangan, dan Penyiangan Secara Chemis                   77
13... Pengutipan ulat kantong secara manual...................................      82
14... Kegiatan Pemanenan............................................................      84
15... Stasiun Loading Ramp........................................................      87
 16.   Stasiun Sterelizer.................................................................       89
17... StasiunThressing..................................................................      90
18... Digester.............................................................................      92
19... Screw Press........................................................................      93
          20.   Vibrating Screen ………………………………………………………………………….     94
          21.   CCT (continuous clarifier tank)………………………………………………………..    95
          22.   Storage Tank………………………………………………………………………………..     96
          23.   Sludge Separator…………………………………………………………………………..     97








DAFTAR LAMPIRAN

No.                                                                                                                  Halaman
1..... Stasiun loading ramp dan sterillizer......................................      115
2..... Stasiun threshing...............................................................      116
3..... Stasiun press dan digester...................................................      117
4..... Stasiun klarifikasi...............................................................      118
5..... Struktur organisasi PT. Minang Agro.....................................      119




KATA PENGANTAR

            Dengan mengucapkan Alhamdulillah penulis ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan  karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) serta menyelesaikan perkuliahan pada kampus Politeknik Pertanian Universitas Andalas.   
          Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) dan merupakan syarat khusus guna menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Adapun judul yang diangkat penulis adalah “BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN HASIL KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. MINANG AGRO.
          Selesainya laporan ini juga tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih dan rasa penghargaan  yang sebesar – besarnya kepada :
1.    Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang banyak memberikan dorongan baik moril maupun materil dalam menjalani perkuliahan pada kampus Politani Unand 
2.    Bapak Ir. Suhadi, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan banyak motivasi serta dukungan selama menjalani perkuliahan.
3.    Bapak Ir. Ardi Sardina Abdullah M.Si.  selaku ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan  Politeknik Pertanian Universitas Andalas.
  1. Bapak Ir. Deni Sorel, MSi  selaku Direktur Politeknik Pertanian Univesitas Andalas.
  2. Ibu. Ir. Amaliyah Syariyah, MP selaku ketua program studi Budidaya Tanaman Perkebunan 
  3. Bapak I Nyoman Widiarsa selaku Manajer di PT. Minang Agro.
  4. Bapak Farid Kurniawan selaku asisten kepala rayon II kebun PT. Minang Agro
  5. Bapak Hendry Eka Putra, SP selaku asisten afdeling KILO kebun PT.Minang Agro
  6. Bapak Alfian  selaku Mandor 1 afdeling KILO di PT. Minang Agro
  7. Bapak Syarbaini selaku asisten proses pada PKS PT. Minang Agro
  8. Bapak Anwari selaku asisten HPT PT. Minang Agro
  9. Bapak Nasrizal selaku mandor 1 pembibitan PT.Minang Agro
  10. Seluruh staf dan karyawan di PT. Minang agro
  11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan PKPM ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini. Atas kritik dan sarannya, penulis mengucapkan terima kasih.

    Tanjung Pati, Juli 2011


                                                                                        Penulis 






I.  PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan serta beberapa daerah lain dengan skala yang lebih kecil.  Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia.  Di Brasilia, tanaman ini dapat ditemukan tumbuh secara liar atau setengah liar di sepanjang tepi sungai.  Kelapa sawit yang termasuk dalam subfamily Cocoideae merupakan tanaman asli Amerika Selatan, termasuk spesies E. oleifera dan E. odora.  Walaupun demikian, salah satu subfamili Cocoideae adalah tanaman asli Afrika ( Pahan, 2007).
Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848.  Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di Kebun Raya Bogor.  Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911 (Fauzi , 2007).
Usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia sudah dimulai sebelum perang dunia ke-II (kedua), dalam bentuk usaha perkebunan besar, dengan cara penerapan paket teknologi baku dari hasil penelitian sesuai perkembangan yang ada. Kemudian pada era pembangunan nasional dengan kebijakan Trilogi Pembangunan, yang langkah implementasinya dalam pembangunan perkebunan ditempuh melalui kebijaksanaan pokok pembangunan perkebunan rakyat sebagai tulang punggung perkebunan, maka mulai akhir tahun ’70 an, disamping pengembangan perkebunan besar tetap dilanjutkan, mulai dikembangkan usaha perkebunan rakyat.
Dengan maksud agar mampu mencapai produktivitas sesuai potensi normalnya dan menjadi sumber pendapatan yang optimal, sekaligus memberikan berbagai peran ekonomi terkait sesuai potensinya, sejak awal disadari perlu ditempuh paket upaya agar penyelenggaraannya mampu menerapkan paket teknologi anjuran terkini dan agro-input sesuai rekomendasi, serta untuk jaminan pemasarannya sekaligus terkait dengan unit pengolahan.
Bagi Indonesia, kelapa sawit memiliki arti penting karena mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa bagi Negara.
  Sampai saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit (CPO) dunia selain Malaysia dan Nigeria (Fauzi, 2007). 
          Konsumsi minyak kelapa sawit dunia yang sangat besar tidak mungkin terpenuhi oleh produsen kelapa sawit tanpa diusahakan perluasan areal penanaman.  Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas maka pemerintah memberi peluang dan kemudahan serta prioritas untuk mengembangkan penanamannya (Fauzi, 2005).  
Potensi areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa sawit.  Pengembangan perkebunan tidak hanya diarahkan pada sentra-sentra produksi pengembangan seperti Sumatera, Kalimantan, tetapi daerah potensi pengembangan seperti Sulawesi dan Irian Jaya terus dilakukan.  Data dilapangan menunjukkan kecenderungan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit khususnya perkebunan rakyat. 
Pertumbuhan perkebunan rakyat pada periode tiga puluh tahun terakhir mencapai 45,1 %, sementara areal perkebunan negara tumbuh 6,8 % per tahun dan areal perkebunan swasta tumbuh 12 % per tahun.
Malaysia dan Indonesia merupakan dua negara utama produsen minyak sawit yang menguasai sekitar 85 %. Menurut Deron Bangun, Ketua GAPKI (Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia, 2007), dalam beberapa tahun mendatang diyakini Indonesia bisa menjadi produsen Minyak Kelapa Sawit (MKS) terbesar di dunia dan mengungguli Malaysia. 
GAPKI Sumatera Utara memproyeksi produksi minyak sawit mentah (CPO) Indonesia tahun 2008 mencapai 18 ton dari tahun sebelumnya hanya mencapai 17,5 ton.  Sedangkan Oil World menyatakan CPO dunia bertambah 8,5 % menjadi 41,4 juta ton pada tahun 2008.         
Meskipun perkebunan sekarang sudah bisa dikatakan maju, tetapi  ditemukan beberapa masalah diantaranya yaitu kurangnya tenaga terdidik yang terampil untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk hasil.  Namun disisi lain Pemerintah melalui Departemen Pendidikan telah mendirikan berbagai lembaga pendidikan yang nantinya diharapkan dapat menjadi jalan keluar dalam mengurangi masalah yang terjadi di perkebunan kelapa sawit.  Salah satunya adalah Politeknik Pertanian. 
Politeknik pertanian mampu membentuk tenaga-tenaga Ahli Madya yang siap pakai dalam bidangnya, dengan hadirnya para lulusan Politeknik Pertanian diharapkan mampu meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian melalui penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan.
Pelaksanaan kegiatan PKPM ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja dilapangan sesuai dengan kondisi dan lingkungan sesungguhnya sehingga mahasiswa dapat menambah ilmu dan wawasan yang mungkin tidak dijumpai pada saat di lingkungan perkuliahan. Hal ini mengingat prospek dunia perkebunan di Indonesia khususnya komoditi kelapa sawit dimasa yang akan datang akan lebih cerah dan menjadi peluang berbisnis yang  menguntungkan.  Untuk itu kegiatan PKPM ini merupakan salah satu jalan untuk lebih memahami praktek perkebunan kelapa sawit  secara langsung.
Untuk mencapai sasaran yang diinginkan yaitu mengetahui dan memahami kondisi pertanian sebenarnya khususnya perkebunan baik ditinjau dari segi teknik budidaya, manajemen dan pengolahan hasil maka Politeknik Pertanian Universitas Andalas memasukkan PKPM ke dalam kurikulum perkuliahan.  Kegiatan ini dilaksanakan pada semester VI dengan lama kegiatan 2-3 bulan.

1.2.  Tujuan
Pengalaman Praktek Kerja Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan dengan tujuan untuk memberi pengalaman pekerjaan lapang yang sesungguhnya bagi mahasiswa tentang praktek berusaha di bidang yang digeluti agar mahasiswa tidak asing lagi bila akan terjun ke lapangan untuk bekerja.  Melalui PKPM ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1)    Mengaplikasikan teori yang di dapat pada bangku perkuliahan ke lapangan melalui pekerjaan yang sesungguhnya.
2)    Memperluas wawasan, menambah pengetahuan, dan keterampilan mengenai teknik dan manajemen budidaya tanaman kelapa sawit di PT. Minang Agro.
3)    Menyerap ilmu dan keterampilan tentang budidaya kelapa sawit secara nyata mulai dari persiapan lahan, penyiapan bahan tanam, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemeliharaan lingkungan kebun, pemungutan hasil, pengolahan hasil serta manajemen perkebunan kelapa sawit.
4)    Memahami kegunaan suatu teknologi budidaya pada situasi dan kondisi yang spesifik.
5)    Berfikir secara kritis dan menggunakan daya nalarnya dengan cara memberikan komentar terhadap kegiatan yang dilaksanakan selama PKPM.
6)    Memberikan laporan tentang teknik budidaya dan pengolahan kelapa sawit yang dilaksanakan di PT. Minang Agro Sumatera Barat sesuai dengan petunjuk penulisan PKPM dan pedoman penulisan laporan akhir PKPM yang telah ditetapkan.




II.          TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Manfaat Tanaman  
Menurut Yan Fauzi et al, (2007). Minyak sawit dapat dimanfaatkan diberbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan serta industri non pangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.  
Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak  nabati lainnya. Beberapa keunggulan minyak sawit antara lain sebagai berikut :
1)    Tingkat efisiensi minyak sawit tinggi sehingga mampu menempatkan CPO menjadi sumber minyak nabati termurah.
2)    Produktivitas minyak sawit tinggi yaitu 3,2 ton/ ha, sedangkan minyak kedelai 0,34, lobak 0,51, kopra 0,57, dan minyak bunga matahari 0,53 ton /ha.
3)    Sifat intergeabelnya  cukup menonjol dibanding dengan minyak nabati lainnya, karena keluasan dalam ragam kegunaan baik di bidang pangan maupun non pangan.
4)    Sekitar 80 % dari penduduk dunia, khususnya di negara berkembang masih berpeluang meningkatkan konsumsi per kapita untuk minyak dan lemak terutama minyak yang harganya murah ( minyak sawit ).
5)    Terjadinya pergeseran dalam industri yang menggunakan bahan baku minyak bumi ke bahan yang lebih bersahabat dengan lingkungan yaitu oleokimia yang berbahan baku CPO, terutama di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa Barat.
Manfaat minyak sawit diantaranya sebagai bahan baku unuk industry panganan Industri nonpangan.
2.1.1. Minyak sawit untuk industri pangan
             Minyak sawit yang digunakan sebagai produk pangan dihasilkan dari minyak sawit maupun minyak inti sawit melalui proses fraksinasi, rafinasi, dan hidrogenesis. Produksi  CPO Indonesia sebahagian besar difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi olein cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai pelengkap minyak goreng dari minyak kelapa. Sebagai bahan baku untuk minyak makan , minyak sawit antara lain digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarin, butter, vanaspati, shortening, dan bahan untuk membuat kue-kue. Sebagai bahan pangan, minyak sawit mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan minyak goreng lain, antara lain mengandung karoten yang diketahui  berfungsi sebagai anti kanker dan tokoferol sebagai sumber vitamin E. Di samping itu, kandungan asam linoleat dan lonolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari buah sawit memiliki kemantapan kalor (heat stebility) yang tinggi dan tidak mudah  teroksidasi. Oleh kerena itu, minyak sawit sebagai minyak goreng bersifat lebih awet dan makanan yang digoreng dengan menggunakan minyak sawit tidak mudah tengik (Pahan, 2008)



2.1.2.   Minyak sawit untuk industri non pangan
a. Bahan baku untuk industri farmasi
          Kandungan minor dalam minyak sawit berjumlah kurang lebih 1 %, antara lain terdiri daari karoten, tokoferol, sterol, alkohol, triterpen, fosfolipida. Kandungan minor  tersebut menjadikan minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi. Diantara kandungan minor yang sangat berguna tersebut antara lain karoten dan  tokoferol yang dapat mencegah kebutaan ( defisiensi vitamin A ) dan pemusnahan radikal bebas yang selanjutnya juga bermanfaat untuk mencegah kanker, arterosklerosis, dan memperlambat proses penuaan (Fauzi et all, 2007).
ü  Karoten
          Karoten dikenal juga sebagai pigmen warna jingga. Kandungannya dalam minyak sawit mencapai 0,005-0,18 %.
Dari setiap satu ton minyak mengandung kurang lebih 240 garam karoten. Berdasarkan hasil penelitian, karoten dapat dimanfaatkan sebagai obat kangker paru-paru dan payudara.
Selain sebagai obat anti kanker, karoten juga merpakan sumber vitamin A yang cukup potensial. Karoten terdiri dari 36 % alfakaroten dan 54 % betakaroten dan tersimpan dalam daging buah kelapa sawit.



ü  Tokoferol
Unsur ini dikenal sebagai anti oksidan alam dan juga sebagai sumber vitamin E. Kandungan tokoferol dalam CPO berkisar 600-1000 ppm, dalam olein 800-1000 ppm, dan dalam stearin hanya 250-530 ppm. Minyak sawit yang bermutu baik mengandung tokoferol berkisar antara 500-800 ppm (Pahan, 2007).
b.   Bahan baku oleokimia
Oleokimia adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati, termasuk diantaranya  adalah minyak sawit dan minyak inti sawit. Produksi utama yang digolongkan oleokemikal adalah asam lemak, lemak alkohol, asam amino, metil ester, dan gliserin. Bahan-bahan tersebut mempunyai spesifikasi penggunaan sebagai bahan baku industri termasuk industri kosmetik dan aspal. Oleokimia juga digunakan sebagai bahan pembuatan detergen (Agustina, 2007).
ü   Asam lemak
          Asam lemak kelapa sawit dihasilkan dari proses hidrolisasi, baik secara kimiawi maupun enzimatik. Proses hidrolisis menggunakan enzim lipase dari jamur Aspergillus niger dinilai lebih menghemat energi karena dapat berlangsung pada suhu 10-250 C.
Asam lemak tersebut digunakan sebagai bahan untuk detergen, bahan softener (pelunak) untuk produksi makanan, tinta, tekstil, aspal, dan perekat.
ü  Lemak alkohol
          Lemak alkohol merupakan hasil lanjut dari pengolahan asam lemak. Lemak alkohol merupakan bahan dasar pembuatan detergen, yang umumnya berasal dari metil ester asam laurat. Minyak sawit inti sawit yang kaya  akan laurat merupakan bahan dasar pembuatan lemak alkohol.
ü  Lemak amina
          Lemak amina digunakan sebagai bahan dalam industri plasatik, sebagai pelumas dan pemantap. Selain itu, digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam industri tekstil, surfaktan, dan lain-lain.
ü  Metil ester
          Metil ester dihasilkan melalui proses waterfiksasi pada lemak yang diberi metanol atau etanol, dengan katalisator nametoksi. Unsur ini merupakan hasil dari asam lemak pada pembuatan lemak alkohol. Metilester dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun
ü  Gliserin
          Gliserin merupakan hasil pemisahan asam lemak. Gliserin terutama digunakan dalam industri kosmetik, antara lain sebagai bahan pelarut dan pengatur kekentalan shampo, pomade, obat kumur, dan pasta gigi. Selain itu, gliserin berfungsi sebagai hemaktan pada industri rokok, permen karet, minyak pelincir, cat, adesif, plester, dan sabun
2.1.3.   Minyak sawit sebagai bahan bakar alternatif (palm biodiesel)
Palm biodiesel dibuat dengan menggunakan bahan baku minyak sawit (CPO) maupun produk turunannya atau minyak inti sawit (PKO). Produksi palm biodiesel dapat dilakukan melalui transesterifikasi minyak sawit dengan metanol. Proses ini dianggap lebih efisien dan ekonomis bila dibandingkan dengan cara esterifikasi hidrolisis dengan metanol.  Palm biodiesel mempunyai sifat kimia dan fisika  yang sama dengan minyak bumi (patroleum diesel) sehingga dapat digunakan langsung untuk mesin diesel atau dicampur dengan petroleum diesel (Maksi, 2007).
Namun, palm biodiesel memiliki keunggulan lain yaitu mengandung oksigen sehingga flash oint-nya lebih tinggi dan tidak mudah terbakar. Selain itu, palm biodiesel merupakan bahan bakar yang lebih bersih dan mudah ditangani karena tidak mengandung sulfur atau senyawa benzene yang karsinogenik (Mangoensoekarjo,  2005).  
          Pengembangan palm biodiesel yang berbahan baku minyak sawit terus dilakukan karena selain untuk mengantisipasi cadangan minyak bumi yang semakin terbatas, produk biodiesel termasuk produk yang bahan bakunya dapat diperbaharui dan ramah limgkungan. Di samping itu, produksi gas karbondioksida (CO2) dari hasil pembakarannya dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman. Penggunaan palm biodiesel juga dapat mereduksi efek rumah kaca, polusi tanah, serta melindungi kelestarian perairan dan sumber air minum. Hal ini berhubungan dengan sifat biodiesel yang dapat teroksigenasi relatif sempurna atau terbakar habis, non toksik, dan dapat terurai secara alami  (Pahan, 2008).
2.1.4.  Pemanfaatan limbah kelapa sawit
            Limbah yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan, diantaranya sebagai pupuk organik dan sebagai arang aktif.
a.  TKKS untuk pupuk organik
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman.
Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23 % dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi. Bagi perkebunan kelapa sawit dapat menghemat penggunaan pupuk sintetis sampai dengan 50% (Pahan, 2008).
b.   Tempurung buah sawit untuk arang aktif
Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar,yaitu mencapai 60 % dari produksi minyak. Tempurung buah kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Arang  aktif dimanfaatkan oleh berbagai macam industri, antara lain industri minyak, karet, gula, dan farmasi. Selama ini tempurung kelapa sawit digunakan hanya sebagai bahan bakar pembangkit tenaga uap dan bahan pengeras jalan (Pahan, 2008).
Arang aktif dapat dibuat dengan melalui proses karbonisasi pada suhu 550 C selama kurang lebih tiga jam. Karakteristik arang aktif yang dihasilkan melalui proses tersebut memenuhi standart industri Indonesia, kecuali untuk kadar abu. Tingkat keaktifan arang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari daya serap larutan iodnya sebesar 28,9 % (Pahan,  2008).
c.   Batang dan tandan sawit untuk pulp  kertas
Kebutuhan pulp kertas di Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dari import. Padahal potensi untuk menghasilkan pulp di dalam negeri cukup besar. Salah satu alternatif itu adalah dengan memanfaatkan batang dan tandan kosong kelapa sawit untuk digunakan bahan pulp kertas dan papan serat. Di Indonesia sudah mulai banayak industri kertas memanfaatkan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif bahan baku. Proses pembuatan pulp kertas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu proses dengan NaOH dan proses dengan sulfat (sulfat tissue). Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan dengan sulfat tissue memenuhi Standart Industri Indonesia (SII 1411-85) (Pahan,  2008).
d.  Batang kelapa sawit untuk perabot dan papan partikel
Batang kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi, dapat dimanfaatkan menjadi produk yang berilai tinggi.  Batang kelapa sawit tersebut dapat dibuat sebagai bahan perabot rumah tangga seperti mebel, furniture, atau sebagai papan partikel. Dari setiap batang kelapa sawit dapat diperoleh kayu sebanyak 0,34 m3. Sifat-sifat yang dimiliki kayu kelapa sawit tersebut tidak berbeda jauh dengan kayu-kayu yang biasa digunakan untuk perabot rumah tangga sehingga berpeluang untuk dimanfaatkan secara luas (Pahan,  2008).
e.  Batang dan pelepah sawit untuk pakan ternak
Batang dan pelepah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada prinsipnya terdapat 3 cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan ternak, yaitu pertama pengolahan menjadi silase, kedua dengan perlakuan NaOH dan yang ketiga adalah pengolahan dengan menggunakan uap. Untuk pelepah sawit, pengolahan yang paling efisien adalah dengan membuat silase.  Pengalaman peternak sapi di Malaysia pada usaha penggemukan sapi dengan skala 1.500 ekor,menggunakan komposisi makanan campuran dengan perbandingan 50 % pelepah kelapa sawit dan 50 % konsentrat (Pahan, 2008).                         


2.2.  Sistematika Tanaman Kelapa sawit.
          Elaeis berasal dari Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani.   Guineensis berasal dari Guinea (pantai Barat Afrika).  Jacq berasal dari nama Botani Amerika Jacquin  (Mangoensoekarjo, 2005).
Taksonomi dari tanaman kelapa sawit menurut Mangunsoekarjo adalah :
Divisi            : Spermathophyta
          Sub divisi       : Angiospermae
          Kelas            : Monocotyledonae
          Ordo             : Arecales
          Famili            : Arecaceae
          Subfamili       : Cocoidae
          Genus           : Elaeis
          Spesies         : Elaeis Guineensis Jacq
2.3.  Morfologi Tanaman Kelapa sawit.
Tanaman Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan dapat mencapai tinggi hingga  20 meter .  Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman berumah satu (monoceus) yang artinya bunga jantan terdapat pada tandan bunga jantan dan bunga betina terletak pada satu tanaman  (Triyono,  2007).


2.3.1.                         Akar
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berkeping satu dengan sistem perakaran serabut.  Akar pertama yang muncul dari biji saat telah tumbuh adalah radicula (bakal akar) yang panjangnya mencapai 15 cm.  Akar terutama sekali berfungsi untuk menunjang struktur batang di atas tanah, menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah, dan sebagai salah satu alat respirasi.  Sistem perakaran kelapa sawit merupakan system perakaran serabut, terdiri dari akar primer, akar sekunder, tertier, dan akar kuarter. Akar primer umumnya berdiameter 6-10 mm, keluar dari pangkal batang dan menyebar secara horizontal.  Akar primer bercabang membentuk akar sekunder yang berdiameter 2– 4 mm, akar sekunder bercabang membentuk akar tertier yang berdiameter 0,7 – 1,2 mm dan umumnya bercabang lagi membentuk akar kuartener.  Pertumbuhan dan percabangan akar dapat terangsang bila konsentrasi hara dalam tanah tercukupi  (Pahan , 2008).
Gambar 1. Susunan perakaran kelapa sawit

2.3.2.Batang
Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya tidak mempunyai kambium dan umumnya tidak bercabang.  Batang berfungsi sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan.  Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter 20-75 cm.  Tanaman yang masih muda, batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun.  Pertambahan tinggi batang terlihat jelas setelah tanaman berumur 4 tahun.  Tinggi batang bertambah 25-45 cm /tahun.  Jika kondisi lingkungan sesuai, pertambahan tinggi batang dapat mencapai 100 cm/tahun.  Tinggi maksimum yang ditanam di perkebunan antara 15-18 m, sedangkan yang di alam mencapai 30 m.  Pertumbuhan batang tergantung pada jenis tanaman, kesuburan lahan, dan iklim setempat (Yan Fauzi, et al, 2007).
Untuk lebih jelasnya bentuk dan susunan batang kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 2.
 
Gambar 2 : Batang Kelapa Sawit

2.3.3.Daun
Daun kelapa sawit mirip dengan daun kelapa yaitu membentuk susunan daun  majemuk yang bersisip dan bertulang sejajar. Daun–daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5 – 9 meter dengan jumlah anak daun setiap pelepah berkisar antara 250 400 helai anak daun.  Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat  sedangkan daun yang sudah tua berwarna hijau tua.  Pelepah sawit meliputi helai daun, setiap satunya mengandungi lamina dan midrib, racis tengah, petiol dan kelopak pelepah. Helai daun berukuran 55-65 cm dan menguncup dengan lebar 2,5 - 4 cm. Ada dua jenis bentuk kedudukan helai daun dalam Elaeis oleifera. Setiap pelepah mempunyai lebih kurang 100 pasang helai daun. Bilangan pelepah yang dihasilkan meningkat sampai 30-40 pelepah ketika berumur tiga-empat tahun dan kemudiannya menurun sampai 18-25 pelepah (Agustina, 2007).
Phylotaksis daun kelapa sawit adalah 3/8 dapat dilihat pada Gambar 3.



Gambar 3 .Rumus kedudukan daun (Phylotaksis) kelapa sawit Sumber : (Agustina, 2007).
Stomata atau rongga terbuka untuk menerima cahaya dalam proses fotosintesis wujud pada permukaan helai daun. Pelepah matang berukuran sampai 7.5 cm dengan petiol lebih kurang satu perempat daripada panjang pelepah serta mempunyai duri.
Untuk lebih jelasnya bentuk dan susunan  daun tanaman kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 4.
      
Gambar 4 : Bentuk dan susunan daun kelapa sawit
Keterangan :
sp    =  duri
pe =  pangkal pelepah
vi   =  pangkal pelepah dengan duri yang tidak tumbuh normal
ra =  bagian tengah pelepah dengan daun–daun normal
ti   =  sepasang daun terakhir yang bentuknya oval
hs  =  bagian tengah daun dilihat dari atas menunjukan letak daun yang tidak
          teratur.
          Menurut  Pahan (2007), daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
·         Kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib)
·         Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat.
·         Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang.
·         Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan batang.
2.3.4.Bunga
 Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious), artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman dan masing-masing terangkai dalam satu tandan. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan bunga betina.  Setiap rangkaian bunga muncul dari pangkal pelepah daun.  Sebelum bunga mekar dan masih diselubungi seludung, dapat dibedakan bunga jantan dan bunga betina, yaitu dengan melihat bentuknya ( Sastrosayono, 2003 )
Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil, sedangkan bunga betina bentuknya agak bulat dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar. Walaupun tanaman kelapa sawit berumah satu tetapi karena masa anthesisnya tidak bersamaan maka penyerbukan berlangsung secara silang.  Secara alami penyerbukan dilakukan oleh serangga ( entiomophillous ) dan juga oleh angin ( anemophilous ).  Tanaman kelapa sawit setelah ditanam dilapangan mulai berbunga pada umur 12-14 bulan tergantung dari varietas dan tipe umur bibit ditanam dan juga kondisi lingkungan (Pahan, 2008).

 Untuk lebih jelasnya bunga jantan dan bunga betina dapat pada gambar 5.                   Gambar 5 :  Bungan betina                    Gambar 6 : Bunga jantan
2.3.5.Buah
Buah terkumpul dalam tandan. Dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah. Tanaman normal akan menghasilkan 20-22 tandan per tahun.  Jumlah tandan buah pada tanaman tua sekitar 12-14 tandan per tahun. Berat setiap tandan sekitar 25-35 kg (Maksi, 2007).
2.4.Varietas Tanaman Kelapa Sawit
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Menurut Pahan (2008) berdasarkan warna kulit buah dapat dikelompokkan dalam 3 tipe yaitu :
a)    Nigrescens
Buah nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu matang. Tipe buah nigrescens hampir dominan ditemukan pada varietas tenera yang ditanam secara komersial di Indonesia.
b)   Virescens
Pada waktu muda, buah virescens berwarna hijau dan ketika matang warnanya berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijau-hijauan.
c)    Albescens
Pada waktu muda, buah albescens berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah matang berubah menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitam-hitaman.
          Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen. Buah terdiri dari 3 lapisan, yaitu eksoscarp atau bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin, Mesoscarp atau serabut buah dan endoscarp atau cangkang pelindung inti.  Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
                            Gambar 7 : Penampang buah kelapa sawit    


Berdasarkan tebal tipisnya tempurung, kelapa sawit dibedakan menjadi 3 ( Tiga ), yaitu :    
a.    Dura
           Varietas ini memiliki tempurung yang cukup tebal yaitu antara 2 – 8 mm, tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar cangkang,  Daging  buah relatif tipis dengan kandungan minyak yang sedikit dan rendemen rendah 17 – 18 %.  Varietas ini biasanya digunakan untuk induk betina.
b.    Pisifera
            Daging buah tebal tetapi daging biji dan tempurung sangat tipis.  Jenis ini tidak dapat diperbanyak tanpa disilangkan dengan jenis lainnya, pisifera digunakan untuk induk jantan. 
c.    Tenera
          Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas Dura dengan Pisifera. 
          Oleh karena itu sifatnya adalah gabungan antara keduanya, yaitu cangkang sudah menipis dan daging buahnya tebal.  Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan-perkebunan pada saat ini.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.
 
Gambar 8 : Penampang buah hasil persilangan antara dura dan pisifera menjadi      
                Tenera
2.5.Syarat tumbuh tanaman kelapa sawit
          Tanaman kelapa sawit memiliki persyaratan tertentu untuk dapat tumbuh dan berproduksi optimal.  Di antara kondisi lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kelapa sawit adalah faktor iklim dan tanah.
2.5.1.                         Iklim
Faktor-faktor iklim yang penting adalah curah hujan, suhu (temperatur), intensitas penyinaran dan angin.  Faktor-faktor ini sepintas lalu tampak berbeda jelas satu sama lain, tetapi pada kenyataannya berkaitan erat dan saling mempengaruhi.
a.    Curah Hujan              
Kelapa sawit memerlukan curah hujan sekitar 2.000 mm yang merata sepanjang tahun tanpa adanya bulan kering (defisit air) yang nyata. Hujan yang tidak turun selama 3 bulan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan turun (anak daun atau janur tidak dapat memecah).  Hujan yang lama tidak turun juga berpengaruh terhadap produksi buah, karena buah yang telah cukup umur tidak mau masak sampai turun hujan.  Hujan yang terlalu banyak (lebih dari 5.000 mm per tahun) tidak berpengaruh jelek terhadap produksi buah kelapa sawit, asalkan drainase tanah dan penyinaran matahari cukup baik ( Fauzi, 2005).

b.   Suhu
Tanaman kelapa sawit di perkebunan komersial dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 24-280 C. Di daerah sekitar garis khatulistiwa, tanaman sawit liar masih dapat menghasilkan buah pada ketinggian 1.300 m dpl. Dengan demikian, tanaman kelapa sawit diperkirakan masih dapat tumbuh dengan baik sampai kisaran suhu 200 C, tetapi pertumbuhannya sudah mulai terhambat pada suhu 12-220C. Produksi TBS yang tertinggi didapatkan dari daerah yang rata-rata suhu tahunannya berkisar 25-270  ( Fauzi, 2005).
c.    Intensitas penyinaran
Tanaman kelapa sawit membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi untuk melakukan fotosintesis, kecuali pada kondisi juvenile di pre- nursery. Pada kondisi langit cerah di daerah zona khatulistiwa, intensitas cahaya matahari bervariasi 1.410-1.540 J/cm2/hari. Intensitas cahaya matahari sebesar 1.410 terjadi pada bulan Juni dan Desember, sedangkan 1.540 terjadi pada bulan Maret dan September.
Dengan semakin jauhnya suatu daerah dari khatulistiwa misalnya pada daerah 100 LU intensitas cahaya akan turun dan berkisar 1.218-1500 J/cm2/hari. Intensitas 1.218 terjadi pada bulan Desember, sedangkan 1.500 terjadi pada periode Maret-September ( Pahan, 2008 ).
Fotosintesis pada daun kelapa sawit akan meningkat pada kondisi langit berawan karena intensitas cahaya matahari dapat berkurang. Produksi bahan kering bibit umur 13 minggu yang diberi naungan ternyata berkurang. Penurunan berat kering tersebut meliputi penurunan pada bagian tajuk dan pada bagian akar (Pahan, 2008).
Produksi TBS/tahun juga dipengaruhi oleh jumlah jam efektif penyinaran matahari. Penyinaran efektif didefinisikan sebagai total jumlah jam penyinaran yang diterima sepanjang periode kelembapan air tanah yang mencukupi ditambah selama periode stres air dan dikurangi dengan lamanya stress air tanah yang terjadi. Pengaruh lamanya penyinaran terhadap peningkatan produksi yaitu 5,7 kg per kenaikan 100 jam penyinaran efektif per pohon. Pada kondisi di daerah khatulistiwa yang menerima lebih dari 2.400 jam penyinaran efektif sepanjang tahun maka rata-rata setiap pohon dapat menghasilkan minimal 125 kg TBS atau 18 ton/ha/tahun. Panjang penyinaran yang diperlukan kelapa sawit yaitu 5-12 jam/hari dengan kondisi kelembapan udara 80% (Pahan, 2008)
d.    Angin
Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu penyerbukan kelapa sawit. Angin yang terlalu kencang dapat menyebabkan tanaman baru menjadi miring, bahkan pada kasus angin puting beliung dapat menghancurkan perkebunan kelapa sawit di daerah yang agak jauh dari khatulistiwa, seperti Thailand (Pahan, 2008)
2.5.2.  Tanah
  Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di banyak jenis tanah, yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim hujan.  Di lahan yang permukaan airnya tinggi atau tergenang, akar akan busuk.  Selain itu, pertumbuhan batang dan daunnya tidak mengindikasikan produksi buah yang baik. 
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah latosol dan aluvial akan tetapi Kesuburan tanah bukan syarat mutlak bagi perkebunan kelapa sawit.`  Sifat fisik tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit seperti tebal solum 80 cm, solum yang tebal merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi penyerapan hara tanaman akan lebih baik, tekstur ringan, dikendaki memiliki pasir 20-60%, debu 10-40%, liat 20-50%, perkembangan struktur baik, konsistensi gembur sampai agak teguh, pH tanah sangat terkait pada ketersediaan hara yang dapat diserap oleh akar, kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4-6 namun yang terbaik adalah pH 5–6, tanah yang mempunyai pH rendah dapat dinaikkan dengan pengapuran, namun membutuhkan biaya yang tinggi (Pahan, 2008).
2.6.   Budidaya tanaman kelapa sawit.
         Untuk menghasikan buah kelapa sawit dengan jumlah dan mutu yang baik perlu memperhatikan teknik budidaya yang meliputi pembukaan lahan, penanaman, dan perawatan tanaman yang benar (Pahan, 2008).
2.6.1. Pembukaan lahan
          Pembukaan lahan adalah kegiatan yang dilakukan mulai dari perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan pembukaan lahan secara fisik. Membuka lahan adalah pekerjaan teknis yang mudah dilakukan, asalkan tersedia peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam pembukaan lahan diantaranya kesesuaian lahan yang akan dibuka tersebut untuk budidaya tanaman kelapa sawit (Pahan, 2008).
          Tahap awal pekerjaan pembukaan lahan khususnya pada hutan dimulai dengan pengimasan. Pengimasan adalah pekerjaan memotong dan menebas semua jenis kayu maupun semak belukar yang ukuran deameternya kurang dari 10 cm.     Pemotongan kayu dilakukan serapat mungkin dengan permukaan tanah, pengimasan dilakukan secara manual dengan menggunakan parang dan kapak.  Setelah pengimasan selesai dilanjutkan dengan pekerjaan penumbangan batang – batang kayu yang diameternya lebih dari 10 cm.  Penumbangan dilakukan dengan menggunkan alat berat berupa Excapator dengan arah yang sejajar artinya jika penumbangan awal dilakukan dari arah Utara–Selatan maka penumbangan selanjutnya juga dilakukan dengan arah yang sama agar kayu hasi tebangan tersebut tidak tumpang tindih.   Setelah penumbangan selesai dilakukan perumpukan kayu oleh alat berat, sebelum perumpukan dilakukan sebaiknya batang–batang kayu yang terlalu panjang dan besar dipotong–potong hingga panjang rata–rata menjadi 6–8 m. Sedangkan batang–batang yang kecil dan pendek tidak perlu di potong lagi (Pahan, 2008).
2.6.2. Pembuatan jalan
          Pembuatan jaringan jalan di kebun berarti membuat blok. Hal ini disebabkan karena setiap blok dipisahkan dengan blok yang lain oleh jaringan jalan. Sejauh keadaan memungkinkan, penanaman kelapa sawit sebaiknya dilakukan dalam blok yang berukuran sama. Batas-batas blok tersebut diusahakan lurus, walaupun hal ini sukar diterapkan pada areal yang berbukit. Pada kebanyakan areal kebun, batas-batas blok tersebut tidak bisa lurus karena berbatasan denga tepian sungai, perkampungan penduduk, dan areal lainnya yang tidak bisa ditanami.  Keteraturan bentuk dan ukuran blok ini sangat penting karena akan memudahkan dalam operasional pekerjaan di lapangan (Pahan, 2008).
Jaringan jalan dalam perkebunan dapat dibagi atas 5 kelas (Pahan,2008) yaitu :
a)    Jalan utama (Main Road)
          Jalan utama dibangun dan dirancang untuk tahan dilalui kendaraan pengangkut TBS setiap hari. Jalan utama merupakan muara dari setiap jalan pengumpul. Jalan utama dibuat dengan arah utara-selatan setiap jarak 1.000 m atau 2.000 m (lebar 9 m).
b)   Subjalan utama (Submain Road)
          Subjalan utama merupakan jalan pengumpul yang sering dilewati kendaran pengangkut TBS. Hal ini biasanya disebabkan kondisi jalan tersebut lebih bagus dari jalan pengumpul yang lain.
c)    Jalan pengumpul (Collection Road)
          Jalan pengumpul dibangun dan dirancang untuk dilalui kendaraan pengangkut TBS seminggu sekali (mengikuti rotasi panen). Jalan ini dibuat dengan arah Utara-Selatan setiap 300 m (lebar 7 m) dan tegak lurus dengan jalan utama.
d)  Pasar tikus (Harvester Path)
Merupakan rintis yang dibuat diantara 3 barisan tanaman kelapa sawit.  Digunakan untuk memudahkan pengangkutan TBS dari dalam blok ke TPH serta memudahkan pekerjaan perawatan tanaman dan control lapangan.
e)  Rintis tengah (Average Carry)
Merupakan rintis yang membagi blok  membagi  menjadi 2 bagian yang sama besar dan sejajar dengan jalan pengumpul.

2.6.3.  Pembuatan saluran draenase
            Pembuatan saluran air dimaksudkan untuk mengendalikan tata air di dalam wilayah perkebunan. Metode pengendalian tata air yang umum digunakan yaitu irigasi dan draenase. Irigasi merupakan usaha untuk menambah air ke dalam wilayah, sedangkan draenase kebalikannya.    Hal ini perlu disadari agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian terminologi irigasi untuk tata nama draenase karena kedua sistem ini saling berlawanan dan tidak mungkin digabung menjadi satu kesatuan. Untuk mencegah timbulnya kerancuan dalam tata nama sistem draenase, berikut dijelaskan tipe dan ukuran saluran (Pahan, 2008).
a.  Draenase lapangan
       Berfungsi menyekap air yang ada dan mengalirkannya di permukaan tanah. Dalam keadaan tertentu berfungsi menurunkan permukaan air tanah dan merupakan parit buatan.
b.  Draenase Pengumpul
          Berfungsi mengumpulkan air dari suatu areal tertentu dan mengalirkannya ke pembuangan. Draenase pengumpul merupakan buatan manusia dan dapat berbentuk saluran (parit), kolam, waduk, dan lainnya. Draenase pengumpul juga berupa teras bersambung dan benteng, dimana bentuk pengumpulannya berdiri sendiri dan pembuangannya melalui peresapan tanah.


c.  Draenase pembuangan
          Berfungsi mengeluarkan air dari suatu areal tertentu. Umumnya memanfaatkan kondisi alam yang ada, seperti sungai, jurang, rendahan, dan lainnya. Jika tidak dapat memanfaatkan kondisi alam juga dapat berupa saluran buatan, sistem pompa, dan lain-lain.
2.6.4.  Pengajiran (Pemancangan)
          Pengajiran sebaiknya dilakukan setelah kegiatan pembersihan lahan dilakukan. Jarak tanam yang dipakai tergantung pada kerapatan tanaman. Kerapatan tanaman adalah jumlah tanaman yang ditanam dalam luas tertentu dan sangat dipengaruhi oleh faktor bahan tanaman, lingkungan dan sistem tanam ( Pahan, 2008).
Tabel 1 : Kerapatan tanaman pada sistem tanam segi tiga sama sisi
Jarak tanam (m)
Jarak antar baris (m)
Kerapatan tanaman/ha
8,8 x 8,8 x 8,8
7,62
150
9 x 9 x 9
7,79
143
9,2 x 9,2 x 9,2
7,97
136
9,5 x 9,5 x 9,5
8,23
128
10 x 10 x 10
8,67
116
Sumber : Pahan (2008)
2.6.5.         Pembuatan Lubang Tanam
          Dalam pembuatan lobang tanam dibuat beberapa hari sebelum menanam dengan ukuran lobang tanam 60 cm x 60 cm x 50 cm. Sewaktu menggali lobang tanam tanah atas dan bawah harus dipisahkan.
2.6.6.  Persiapan bahan tanam
Pada umumnya tanaman kelapa sawit di Indonesia berasal dari bibit yang dikembangbiakan dengan cara generatif yaitu dengan biji. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, pengadaan bibit kelapa sawit dapat dilakukan dengan menggunakan kultur jaringan ( Fauzi, et al, 2007).
Pada dasarnya dikenal dua sistem pembibitan yaitu sistem pembibitan satu tahap ( single stage ) dan sistem pembibitan dua tahap ( double stage ).
Pada penerapan sistem tahap ganda penanaman bibit dilakukan sebanyak dua kali yaitu tahap pertama kecambah ditanam dikantong plastik kecil dan dipelihara selama 3 bulan, dan tahap kedua ditanam pada polibag besar dan dipelihara selama 9 – 10 bulan.  Pada prinsipnya, sistim pembibitan ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghasilkan bibit yang berkualitas dengan daya tahan tinggi dan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan lebih baik sehingga faktor kematian bibit pembibtan dan di lapangan dapat ditekan sekecil mungkin ( Fauzi, et al, 2007).
1.   Syarat - syarat tempat pembibitan yaitu :
Ø  Areal pembibitan harus datar dan rata.
Ø  Dekat dengan sumber air.
Ø  Letaknya ditengah–tengah areal yang akan ditanami dan mudah diawasi.
Ø  Dekat dengan sumber tanah sebagai pengisian polybag
2.6.7.   Pembibitan Pre-Nursery
          Pembibitan pre-nursery dilakukan selama 3-4 bulan.  Kegiatan yang dilakukan seperti pembuatan bedengan dan naungan, pengisian tanah kepolybag, pembuatan saluran drainase, penanaman kecambah, pemiliharaan prenurseri dan seleksi bibit di per-nursery (Pahan,  2008).
a.     Pembuatan Naungan
Pembuatan naungan mengikuti arah Timur dan Barat yaitu sebelah Timur tingginya 2,00 m dan Barat tingginya 1,75 m, sedangkan atap naungan ditutupi dengan menggunakan pelepah daun kelapa atau dapat juga dipakai alang - alang dan bagian dinding naungan dibuat dengan menggunakan plastik hitam. 
Fungsi naungan yaitu untuk menghindari kematian tanaman  dipembibitan karena belum memiliki daya tahan terhadap lingkungan (Fauzi et all, 2007).
b.     Pembuatan Saluran Drainase 
          Pembuatan saluran drainase perlu dilakukan untuk menjaga kondisi naungan tetap terjaga dari ancaman hujan yang dapat menggenangi areal naungan yang berakibat pada munculnya penyakit pada tanaman karena keadaan yang lembab, saluran drainase ini dibuat di sekeliling naungan pembibitan dengan lebar 30 cm dan dalam 20 cm ( Pahan, 2008).
c.     Pembuatan Bedengan
            Pembuatan bedengan dibuat pada areal yang telah didatarkan, bedengan dibuat dengan menggunakan papan yang berada dalam bangunan pembibitan (Pahan, 2008).
d.     Pengisian Polybag dan Penyusunan Polybag
          Pengisian polybag dilakukan dengan mengumpulkan top soil yang diayak dengan ayakan pasir yang ukurannya 1 cm. hasil ayakan tanah tersebut dimasukkan ke dalam baby polybag dan kemudian disusun rapat di dalam petakan serta disiram agar pada saat penanaman tanah dalam kondisi basa dan padat sehingga memudahkan pelaksanaan penanaman.  Pengisian tanah dilakukan  satu minggu sebelum penanaman kecambah hingga setinggi 1–2 cm dari bibir polybag.   Polybag yang digunakan berukuran panjang 22 cm, lebar 14 cm, tebal 0,1 cm dan berwarna hitam. Polybag disusun didalam bedengan dengan rapat atau bersinggungan, hal ini bertujuan supaya polybag tidak mudah tumbang (Pahan, 2008).
e.      Seleksi dan Penanaman Kecambah 
Sebelum melakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan seleksi terhadap kecambah yang rusak, terserang hama dan penyakit serta yang patah, setelah itu barulah penanaman kecambah dilakukan yang posisinya tegak lurus dengan permukaan tanah, radicula menghadap ke bawah dan plumula menghadap ke atas.
 Lubang penanaman dibuat dengan jari tangan sedalam 2 – 3 cm, sehingga biji terletak sekitar 1,5 cm di bawah permukaan tanah. Setelah penanaman lubang di tutup dengan tanah dan agak dipadatkan (Pahan,  2008 ).
f.      Pemeliharaan Bibit Pre-Nurserry
·           Penyiraman
          Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, dilakukan dengan hati-hati agar kecambah tidak terbongkar atau akar bibit mudah muncul ke permukaan.  Setiap bibit membutuhkan 0,1 liter air/polybag (Fauzi et all, 2007).



·         Penyiangan
          Rumput-rumput yang tumbuh diatas tanah dalam polybag dapat dicabut dengan tangan supaya pertumbuhan tanaman tidak terganggu.  Penyiangan dilakukan setiap dua minggu sekali (Fauzi et all, 2007).
·           Konsolidasi Bibit
          Konsolidasi bibit dimaksudkan untuk menjaga agar bibit tetap tumbuh pada posisi yang normal, baik letak tumbuhnya maupun arah pertumbuhannya.  Konsolidasi dilakukan secara rutin setiap satu atau tiga minggu sekali (Fauzi et all, 2007).
·           Pemupukan
Pemupukan perlu dilakukan dan harus dilakukan dengan hati-hati sekali. Bibit yang sudah berdaun 2 atau 3 helai atau ± umur 2 bulan dapat dipupuk ketanaman dengan pupuk cairan Urea sebanyak 2 gram/liter air yang dapat digunakan untuk 100 bibit dengan rotasi satu kali seminggu (Fauzi et all, 2007).
·           Pengendalian Hama dan Penyakit
          Kontrol terhadap hama dan penyakit seperti belalang dan Helminthosporium sp merupakan suatu usaha prefentif untuk mencegah agar bibit tersebut jangan sampai terserang hama dan penyakit.
Pemberantasan tidak dibenarkan menyemprot dengan pestisida bila masih dapat diatasi secara alami kecuali serangannya telah mencapai ambang ekonomis.  
 Untuk pencegahan hama dapat dipakai insektisida sedangkan untuk penyakit dipakai fungisida mankozeb 80 % dengan dosis 2 gr/liter air yang dilakukan sekali dalam dua minggu (Fauzi et all, 2007).
·           Penjarangan Naungan
          Pekerjaan ini mulai dilakukan pada bibit yang berumur 1½ bulan (atap diperjarang 25 %), kemudian pada Umur 2 ½ bulan (atap diperjarang lagi atau naungan dikurangi 50 %) dan menjelang dipindahkan kepembibitan utama atapnya dibuang semuanya. Tujuan penjarangan adalah mempersiapkan bibit supaya tidak terjadi stagnase sewaktu dipindahkan ke main-nursery dan sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan (Fauzi et all, 2007).
·           Seleksi Bibit
Karena sebab-sebab tertentu seperti genetis, kesalahan kultur teknis, ganguan hama penyakit dan lain-lain maka sebagian dari bibit tersebut akan mati atau tumbuh tidak normal.  Sebelum bibit dipindahkan kepembibitan utama 1 – 2 minggu sebaiknya sudah harus disingkirkan agar tidak terbawa.
Tanaman normal pada umur 3 bulan biasanya berdaun 3–4 helai dan telah sempurna bentuknya. 
Sedangkan bentuk bibit yang tidak normal dan harus disingkirkan sewaktu seleksi seperti bibit yang anak daunnya sempit dan memanjang seperti daun lalang (Narrow-Leaves), bibit yang pertumbuhannya terputar (Twisted), bibit yang tumbuh kerdil (Dwarfish), bibit yang anak daunnya bergulung (Rolled-leaves), bibit yang pertumbuhannya memanjang (Erected), bibit yang kusut (Crinkled), bibit yang daunnya membulat seperti mangkuk (Collante), bibit yang terserang penyakit tajuk (Fauzi et all, 2007).

2.6.8.         Pembibitan Main-Nursery
          Pembibitan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pembibitan pendahuluan dimana bibit telah berumur 3-4 bulan dipindahkan kepembibitan utama dan dipelihara selama 12 bulan (Pahan, 2008). 
          Tujuan dilakukan pembibitan utama yaitu supaya kondisi pertumbuhan dan perkembangan tanaman awal dapat optimal sehingga memiliki potensi untuk berproduksi maksimal selama tanaman ditanam dilapangan dan untuk memudahkan pengawasan pemiliharaan yang lebih intensif dibandingkan langsung ditanam dilapangan. Kegiatan persiapan tempat pembibitan main-nursery sudah dimulai sejak penanaman kecambah di pre-nurseri (Pahan,2008). 
Adapun kegiatan di Main-nurseri meliputi :
a.     Penetuan lokasi
          Lokasi pembibitan main-nurseri harus dekat dengan sumber air, dekat dengan lahan yang akan ditanami, dekat dengan jalan ( saran transportasi), topografi lahan datar dan bebas dari gangguan dari hewan liar (Pahan,2008). 
b.     Pengolahan tanah
          Kegiatan ini dimulai dari meratakan tanah dengan bulldozer, kemudian lapisan tanah top soil di kumpulkan di pinggir pembibitan sebagai sumber tanah untuk pengisian polybag (Pahan,2008). 
c.     Pengisian tanah polybag
          Polybag yang digunakan adalah tahan lapuk, berwarna hitam, ketebalan 0,20mm, panjang 50cm, dan lebar 40 cm( dapat menampung media tanam 18 -20 kg).  media yang digunakan untuk mengisi polybag adalah campuran tanah mineral yang gembur dan pasir, yang perbandinganya 4 top soil dan 1 pasir (Pahan,2008).   
           Pengisian media dilakukan dengan tabung atau enber, media yang telah diisi perlahan-lahan dipadatkan, kemudian lakukan penyiraman dengan air ( media diisi sampai 5 cm di bawah bibir atas polybag).
d.     Penyusunan Polybag
          Penyusunan polybag dilakukan dengan sistim segi tiga sama sisi.  Jarak tanam yang di gunakan 75 cm antara polybag dan 75 cm antar baris.  Penyusunan polybag mengarah utara-selatan (Pahan,2008). 
e.     Penanaman Bibit Kepolybag
          Sebelum bibit ditanam, harus di buat lubang tanam pada tanah dalam polybag dengan ukuran sedalam baby polybag menggunakan alat pelubang yang telah disiapkan.  Pada waktu menanam baby polybag diris dengan silet, kemudian di buka dengan hati-hati agar bulatan tanah tidak pecah lalu dimasukan kedalam lubang yang telah dibuat, kemudian pada tanah dilakuakn sedikit penekanan dengan tangan agar bibit dapar berdiri kokoh. Kemudian lakukan penyiraman air sampai tanah pada polybag dalam kondisi jenuh (Pahan,2008). 




f.      Pemiliharaan dipembibitan utama ( Main- Nursery)
·           Penyiraman
          Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi (07.00 - 09.00 WIB) dan sore hari ( 15.00 – 17.00).
·           Penyiangan
          Penyiangan pada pembibitandilakukan pada gulam yang tumbuh didalam polybag dan luar polybag.  Pada saat melakukan penyiangan dalam polybag sekaligus dilakukan pengemburan tanah dengan menggunakan kayu.  Penyiangan didalam polibag secara manual dengan tangan, sedangkan penyiangan diluar polybag dengan menggunakan cangkul.  Rotasi penyiangan dilakukan 2 minggu sekali (Pahan,2008). 
·           Pemberian mulsa
          Permukaan tanah didalam polybag diberikan mulsa agar menjaga kelembaban dan menekan pertumbuhan gulma.  Mulsa ditabur secara merata disekitar bibit dengan ketebalan 1 cm.  mulsa yang digunakan harus bebas dari hama dan penyakit.  Bahan yang dapat digunakan antara lain alang-alang, cangkang, kelapa sawit dan fiber (Pahan,2008).   
·           Pemupukan
          Pemberian pupuk disesuaikan dengan dosis dan umur bibit.  Pupuk diberikan dan ditabur melingkar diatas tanah polibag.  Setelah penaburan pupuk selesai maka dilakukan penyiraman bibit tetapi jangan sampai berlebihan agar tidak keluar dari daerah perakaran.  Pupuk yang digunakan yaitu pupuk majemuk N,P,K,Mg dengan komposisi 15:15:6:4 dengan dosis 2,5 gram/pohon (Pahan,2008). 

·           Pengendalian hama dan penyakit
          Hama yang menyerang adalah belalang dan ulat api.  Pengendalian dilakukan dengan menggunakan insektisida azodrin dengan kosentrasi 0,2 ml/liter air.  Penyakit yang menyerang berupa cendawan dan dapat dikendalikan dengan fungisida Dithane M-45 dengan konsentrasi 0,15 -0,20% (Pahan,2008). 
·           Seleksi bibit di main-nurseri
          Seleksi bibit yang dilakukan yaitu dengan cara menyingkirkan bibit yang mati atau tidak normal sebelum bibit dipindahkan kelapangan.  Tanda-tandabibit yang tidak normal adalah daunya sempit (Narrow leaf), pertumbuhanya lambat     ( kerdil), pertumbuhanya memintal (spindy seedling) dan anak daun mengucup (Pahan,2008). 
2.6.7.Penanaman penutup tanah ( leguminosa cover crop )
            Menurut Pahan (2008), jenis dan species tanaman penutup tanah dapat dibedakan sebagai berikut :
1.     Pueraria Javanica ( PJ ), pertumbuhanya semula agak lambat akan tetapi dapat bertahan lama dan lebih tahan terhadap naungan dari pada CM dan CP.
2.     Colopogonium Mucunoides ( CM ), cepat tumbuh tetapi tidak dapat bertahan lama dan tidak tahan terhadap naungan.
3.     centrocema pubescent ( CP ) sama dengan CM
4.     Psophocarpus Palustris ( PP ) hampir sama dengan PJ tetapi lebih tahan terhadap air/rendaman hanya bibitnya tidak tahan lama disimpan.
5.     Mucuna Chocinesis ( MC ) cepat tumbuh tetapi umurnya pendek ± 3 bulan dan MC memiliki bau spesipik yang tidak disukai oryctes sp.
6.     Colopogonium Caerolium ( CC ) pertumbuhan awalnya agak lama tetapi tahan terhadap naungan dan umurnya panjang.
          Penanaman kacangan di areal bukaan baru dengan sistem larikan atau sistem cangkul dengan jarak tanam 1 x 1 m. Larikan sedalam 5 cm kemudian kacangan tersebut ditanam dan lobang ditutup kembali.
          Kacangan sebaiknya dicampur dengan RP ( Rock phospat ) pada saat penanaman dengan perbandingan 1 : 1 dan pada umur 2 bulan di pupuk kembali dengan pupuk fosfat alam untuk mempercepat pertumbuhan kacangan ± 30 kg/ha (Risza,S.1994 )
          Menurut Iyung Pahan (2007), tumbuhan penutup tanah dari jenis kacang-kacangan yang sering di tanam di perkebunan kelapa sawit yaitu Calopogonium caerulium, Pueraria javanica, Calapogonium mucunoides, Centrosema pubescens, Mucuna cochinchinensis, dan Mucuna bracteata.
          Secara umum, status tumbuhan penutup tanah di perkebunan kelapa sawit dapat digolongkan sebagai tumbuhan yang pada umumnya bermanfaat. Manfaat kacang-kacangan dalam pengusahaan tanaman kelapa sawit yaitu sebagai berikut :
·         Menambah bahan organik sehingga memperbaiki struktur tanah.
·         Memperbaiki status hara tanah, terutama nitrogen
·         Memperbaiki sifat-sifat tanah akibat pembakaran (pembukaan lahan).
·         Melindungi permukaan tanah dan mengurangi bahaya erosi, terutama pada tanah yang curam.
·         Mengurangi biaya pengendalian gulma.
·         Mendorong pertumbuhan tanamn dan meningkatkan produksi.

2.6.8.Penanaman tanaman pokok
          Umumnya, pola tanam kelapa sawit berbentuk segitiga sama sisi pada areal rata/datar sampai bergelombang. Sementara, pada areal berbukit dengan sudut kemiringan lebih dari 120, perlu dibuat teras kontur dengan jarak tanam sesuai dengan ketentuan (Pahan,2008). 
          Panjang sisi (jarak tanam) harus dibuat seoptimal mungkin sehingga setiap individu tanaman mendapat ruang lingkungan serta sinar matahari yang memadai dan seragam untuk mendapatkan produksi per ha yang maksimal selama satu tahun (Pahan, 2008).
          Menurut Pahan (2008), teknis pekerjaan lubang tanam secara manual dilakukan dengan tata urutan sebagai berikut :
·         Lubang tanaman telah dipersiapkan sebelum tanam.
·         Pancang tidak boleh diangkat sebelum diberi tanda untuk pembuatan lubang tanam (90 x 90) cm di atas permukaan tanah sehingga pancang tepat berada di tengah-tengah pola tersebut.
·         Ukuran lubang tanam adalah (90 x 90 x 60) cm.
·         Tanah hasil galian dipisahkan antara top soil dan sub soil. Top soil diletakkan di sebelah selatan dan sub soil di sebelah utara secara teratur dan seragam. Setelah lubang selesai, pancang dikembalikan ke posisi semula.
·         Untuk menjamin keseragaman ukuran lubang tanam, setiap pekerja dilengkapi dengan mal/patron  yang berukuran 90 cm dan 60 cm.
·         Dinding lubang tanaman harus tegak lurus dan tidak boleh berbentuk lain.
·         Pada saat penanaman, hal yang terlebih dulu ditimbunkan yaitu top soil dengan kedalaman sekitar 25 cm dari dasar lubang kemudian sub soil pada kedalaman sisanya.

2.6.9.         Pemeliharaan tanaman kelapa sawit
a.    Penyulaman
            Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhanya kurang baik dengan tanaman yang baru. Kematian atau kurang baiknya pertumbuhan dapat disebabkan beberapa hal yaitu penanaman yang kurang teliti, kekeringan, terendam air, terserang hama penyakit. Penanaman dikatakan barhasil jika jumlah sulaman maksimal 2 – 3 % dari bibit yang ditanam. Saat yang baik melakukan penyulaman adalah 12 – 14 bulan. Cara penyulaman pun sama dengan penanaman sebelumnya (Yan Fauzi, et al, 2007).
b.    Pemberantasan gulma
            Gulma yang tumbuh disekitar tanaman perlu diberantas sebab dapat merugikan dan menurunkan hasil atu produksi. Pada dasarnya ada 3 cara pengendalian gulma yaitu cara mekanis ( manual ), kimiawi dan biologis.   
           Pemberantasan dengan cara mekanis adalah pemberantasan dengan menggunakan alat dan tenaga secara langsung dan dengan cara penyiangan bersih pada daerah piringan.
          Pemberantasan secara kimiawi adala pemberantasan dengan menggunakan hebisida dan pemberantasan secara biologi adalah pemberantasan dengan menggunakan tumbuh – tumbuhan yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh buruk bagi gulma ( Fauzi, et all, 2007).
c.    Kastrasi
            Kastrasi adalah pemotongan atau pembuangan secara menyeluruh bunga jantan dan bunga betina, tujuan dari kastrasi ini selain dari sanitasi juga konsentrasi penyerapan zat – zat hara bagi pertumbuhan vegatatif tanaman.
          Kastrasi dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga yang pertama ( 12 bulan setelah tanam) sampai tanaman berumur 33 bulan atau selambat – lambatnya 6 bulan sebelum panen pertama. Kastrasi dilakukan 1 bulan sekali atau sebanyak 10 -12 kali selama masa TBM dengan menggunakan alat dodos ( Fauzi, et all, 2007).

d.    Pemupukan
            Pemupukan kelapa sawit dilakukan pada 3 tahap perkembangan tanaman, yaitu pada tahap pembibitan dan TBM yang mengacu pada dosis baku, tahap TM yang ditentukan berdasarkan perhitungan faktor-faktor dasar, serta konsep neraca hara.
          Kebutuhan hara tanaman kelapa sawit dapat diketahui melalui analisis jaringan tanaman. Untuk blok-blok yang potensi produksi kurang dari 25 ton/ha/tahun, jumlah unsur hara yang diserap untuk pembentukan/pengisian TBS dapat diproporsikan dengan mengalikan faktor.


          Sebagai contoh  blok dengan potensi produksi 20 ton/ha/tahun maka unsur hara yang terangkat melalui panen TBS sebagai berikut.(Pahan,2007).
·         N = 20/25 x 73,2 = 58,56 kg/ha = 0,40 kg/pokok
·         P = 20/25 x 11,6 = 9,28 kg/ha = 0,06 kg/pokok
·         K = 20/25 x  93,4 = 74,72 kg/ha = 0,51 kg/pokok
·         Mg = 20/25 x 20,8 = 16,64 kg/ha = 0,11 kg/pokok

Tabel 2 : Perkiraan unsur hara yang diambil oleh kelapa sawit per hektar per tahun (populasi 148 pokok/ha)
Komponen
N
P
K
Mg
Ca
kg/ha
kg/
pokok
Kg/ha
Kg
/pokok
kg/ha
kg/
pokok
kg/ha
Kg
/pokok
kg/ha
kg/
pokok
Bahan untuk perumbuhan vegetative
40,90
0,28
3,10
0,02
55,70
0,38
11,50
0,08
13,80
0,09
Pelepah yang di tunas
67,20
0,45
8,90
0,06
86,20
0,58
22,40
0,15
61,60
0,42
Tandan buah segar (25 ton/ha)
73,20
0,49
11,60
0,08
93,40
0,63
20,80
0,14
19,50
0,13
Bunga jantan
11,20
0,08
2,40
0,02
16,10
0,11
6,60
0,04
4,40
0,03
Total
192,50
1,30
26,.00
0,18
251,40
1,70
61,30
0,41
99,30
0,67

Sumber :  Pahan (2008)


e.     Penunasan
            Tujuan penunasan adalah mempermudah pekerjaan potong buah (melihat dan memotong buah masak), menghindari tersangkutnya berondolan pada ketiak pelepah, dan memperlancar proses penyerbukan alami. Selain itu, penunasan dilakukan untuk sanitasi (kebersihan) tanaman sehingga menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit ( Pahan, 2008).
          Pada tanaman muda, pelaksanaan tunas pasir/sanitasi dapat mempermudah pemupukan, semprot piringan, dan pengutipan berondolan. Untuk mencapai tujuan penunasan dan tetap mempertahankan produksi yang maksimal maka harus dihindari terjadinya over prunning.
          Over prunning adalah terbuangnya sejumlah pelepah produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Penurunan produksi ini terjadi karena berkurangnya areal fotosntesis dan pokok mengalami stress yang terlihat melalui peningkatan gugurnya bunga betina, penurunan seks rasio (peningkatan bunga jantan), dan penurunan BJR (berat janjang rata-rata.
           Untuk menghindari terjadinya over prunning, perlu dilakukan pelatihan dan simuolasi pekerjaan, pengawsan yang ketat, dan penggunaan alat yang tepat (Iyung Pahan, 2008).
          Pelepah yang harus dipertahankan pada tanaman kelapa sawit dapat berdasarkan umur tanaman yang bisa dilihat pada tabel berikut ini:


Tabel 3 : Jumlah pelepah yang dipertahankan berdasarkan umur tanaman.
Umur Tanaman (tahun)
Kebijakan
Jumlah Songgo
Jumlah Pelepah/Spiral
< 3



4-7
8-14
> 15
Pemotongan pelepah tidak diperbolehkan. Prioritas untuk permulaan panen dengan cara memotong pelepah-pelepah tua dan kering.
Dipertahankan 48-56 pelepah
Dipertahankan 40-48 pelepah
Maksimum dipertahankan 32 pelepah
-



3
2
1
-



6-7
5-6
4
Sumber : Pahan (2008)
f.      Pengendalian hama dan penyakit
            Pengendalian hama dan penyakit tanaman pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengendalikan suatu kehidupan. Oleh karena itu, konsep pengendaliannya dimulai dari pengenalan dan pemahaman terhadap siklus hidup hama dan penyakit itu sendiri. Pengetahuan terhadap bagian paling lemah dari seluruh siklus hidup mata rantai sangat berguna di dalam pengendalian hama dan penyakit yang efektif. Bagian yang dinilai paling lemah dari siklus hama dan penyakit merupakan titik kritis karena akan menjadi dasar acuan untuk pengambilan keputusan pengendaliannya (Pahan, 2008).
          Pemilihan jenis, metode (biologi, mekanik, kimia, dan terpadu), serta waktu pengendalian yang dianggap paling cocok akan dilatarbelakangi oleh pemahaman atas siklus hidup hama/penyakit tersebut. Usaha mendeteksi hama/penyakit pada waktu yang lebih dini mutlak harus dilaksanakan. Selain akan memudahkan tindakan pencegahan dan pengendalian, keuntungan deteksi dini juga bertujuan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tidak terkendali/terduga.
          Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit di antaranya ulat api, dan ulat kantong, tikus, rayap, Adoretus dan  Apogonia, serta babi hutan. Adapun penyakit yang menjadi masalah pada tanaman kelapa sawit di antaranya yaitu penyakit-penyakit daun pada pembibitan. Penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma), penyakit busuk tandan buah (Marasmius), dan penyakit busuk pucuk (spear rot) (Pahan, 2008).
          Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen ditentukan pada saat kandungan minyak maksimal dan kandungan ALB minimal. Pada saat ini, kriteria umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah berondolan, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun jumlah berondolan kurang dari 10 butir dan umur tanaman lebih dari 10 tahun jumlah brondolan sekitar 15 – 20 butir. Namun secara praktis digunakan kriteria umum yaitu pada setiap 10 kg terdapat 2 berondolan (Fauzi,et al, 2007 ).
          Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan untuk panen terakhir sampai panen berikutnya. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada umumnya memakai rotasi panen 7 hari, artinya satu areal panen harus dimasuki oleh pemetik tiap 7 hari.
Menurut Fauzi,et al (2007), ada 2 sistem ancak panen yaitu :
a.    Sistem ancak giring, apabila suatu ancak telah dipanen maka pindah keancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, sistem ini memudahkan dalam pengawasan pekerjaan dan hasil panen lebih cepat sampai ke TPH dan pabrik namun pemanen cendrung memanen buah yang mudah dipanen sehingga ada tandan buah dan berondolan yang tertinggal dilapangan.
b.   Sistem ancak tetap, pemanen diberi ancak dengan luasan tertentu dan tidak berpindah – pindah. Hal ini menjamin diperolehnya TBS dengan kematangan yang optimal namun kelemahan sistim ini adalah buah lambat keluar sehingga lambat sampai ke pabrik.
          Cara panen adalah, tandan yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm kemudian diletakan teratur dipiringan dan brondolan dikumpulkan terpisah dari tandan. Pelepah di potong menjadi 2 bagian dan diletakan pada gawangan mati. Selanjutnya tandan buah dan berondolan dibawa ke TPH (Pahan, 2008).
2.7.      Pengolahan hasil
Pengolahan TBS di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit  yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari  pengangkutan TBS atau brodolan dari TPH ke pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil sampingannya ( Fauzi, 2007).
TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Minyak dan inti yang dihasilkan dari PKS merupakan produk setengah jadi. Minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO/MKS) dan inti (kerel/IKS) harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya. ( Iyung Pahan, 2007).
Menurut  Fauzi (2007) proses pengolahan TBS sampai dihasilkan minyak terdiri dari : pengangkutan TBS ke pabrik, perebusan TBS, perontokan dan pelumatan buah, pemerasan atau ekstraksi minyak sawit, pemurnian dan penjernihan minyak sawit, pengeringan dan pemecahan biji, dan pemisahan inti sawit dari tempurung.
2.7.1.         Pengangkutan TBS ke pabrik
Tandan Buah Segar (TBS) harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah, yaitu maksimal 8 jam setelah panen harus segera diolah. Buah yang tidak segera diolah, akan mengalami kerusakan. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi kerusakan buah selama pengangkutan. Alat angkut yang dapat digunakan dari kebun ke pabrik diantaranya lori, traktor gandengan, atau truk. Pengangkutan dengan lori dianggap lebih baik dibanding dengan alat nagkutan lain. Guncangan lebih banyak terjadi bila menggunakan truk atau traktor gandengan sehingga pelukaan pada buah lebih banyak ( Fauzi, 2007).                     
2.7.2.         Penimbangan  
Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap kali angkutan TBS yang masuk ke pabrik, yaitu pada saat masuk (berat truk dan TBS) serta pada saat keluar (berat truk). 
Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperoleh berat bersih TBS yang masuk ke pabrik. Umumnya jembatan timbang yang digunakan PKS berkapasitas 30-40 ton. Jembatan timbang tersebut dioperasikan secara mekanis maupun elektronis.  Truk yang keluar masuk ke jembatan timbang harus berjalan perlahan-lahan sebab perangkat elektronik dari jembatan timbang sangat sensitif terhadap beban kejut. Pada saat penimbangan, posisi truk harus berada di tengah agar  beban yang dipikul merata (Pahan,2008).                
2.7.3.         Loading ramp
TBS yang telah ditimbang di jembatan timbang selanjutnya dibongkar di loading ramp dengan menuang (dump) langsung dari truk. Loading ramp merupakan suatu bangunan dengan lantai berupa kisi-kisi pelat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan 450. Kisi-kisi tersebut berfungsi untuk memisahkan kotoran berupa pasir, kerikil, dan sampah yang terikut dalam TBS. Kotoran yang jatuh melalui kisi-kisi ditampung oleh dirt conveyor sehingga memudahkan dalam pembuangannya. Loading ramp dilengkapi pintu-pintu keluaran yang digerakkan secara hidrolis sehingga memudahkan dalam pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Setiap lori dapat dimuat dengan 2,5 – 2,75 ton TBS (lori kecil) dan 4,5 ton TBS (lori besar) (Pahan,2008). 
2.7.4.         Stasiun rebusan ( Sterilizer )
Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun rebusan dengan cara ditarik menggunakan capstand yang digerakkan oleh motor listrik hingga memasuki sterilizer. Sterilizer yang banyak digunakan umumnya yaitu bejana tekan horisontal yang bisa menampung 10 lori per unit (25-27 ton TBS). Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur sekitar 1350 C dan tekanan 2,0-2,8 kg/ cm2 selama 80-90 menit. Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak tekanan agar diperoleh hasil yang optimal (  Pahan, 2008).
          Menurut Fauzi (2007) pada dasarnya tujuan perebusan adalah :
  • merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB
  • mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang
  • memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan
  • untuk mengkoagulasi (mengendapkan) protein sehingga memudahkan pemisahan minyak.

2.7.5.         Stasiun pemipilan (Stripper)
TBS berikut lori yang telah direbus dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan ke alat pemipil (thersher) dengan bantuan hoisting crane atau transfer carriage. Proses pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-banting TBS tersebut dan menyebabkan brondolan lepas dari tandannya. Pada bagian dalam dari pemipil, dipasang batang-batang besi parantara sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari pemipil. Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh sebuah  screw conveyor untuk dikirim ke bagian digesting dan pressing. Sementara, tandan (janjang) kosong yang keluar dari bagian belakang pemipil ditampung oleh elevator. Kemudian, hasil tersebut dikirim ke hopper untuk dijadikan pupuk janjang kosong dan jika masih berlebih diteruskan incinerator untuk dibakar dan dijadikan pupuk abu janjang (Pahan,2008). 
2.7.6.         Stasiun pencacahan ( Digester ) dan pengempaan ( Presser )
Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkat ke bagian pengadukan / pencacahan ( digester ). Alat yang digunakan untuk pengadukan / pencacahan berupa sebuah tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah di bagian dalamnya. Lengan-lengan pencacah ini diputar oleh motor listrik yang dipasang di bagian atas dari alat pencacah ( digester ). Putaran lengan-lengan pengaduk berkisar 25-26 rpm. Tujuan utama dari proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempaan (pressing) sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah dengan kerugian yang sekecil-kecilnya. Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah digester sudah berupa bubur. Hasil cacahan tersebut langsung masuk ke alat pengempaan yang berada persis di bagian bawah digester. Pada pabrik kelapa sawit, umumnya digunakan screw press sebagai alat pengempaan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di dalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana dindingnya berlubang – lubang di seluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara slidng cone dan dan press cage ( Pahan,2008)
2.7.7.         Stasiun pemurnian (Clarifier)
Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa padatan (solid), lumpur (sludge), maupun air. Tujuan dari pembersihan / penjernihan minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak(  Pahan, 2008).
Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar  karena masih mengandung kotoran berupa partikel – partikel kasar dari tempurung dan serabut serta 40-50 % air.
Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut diolah lebih lanjut yaitu dialirkan dalam tangki minyak kasar ( crude oil tank ).
Setelah melalui pemurnian atau klarifikasi yang bertahap, akan menghasilkan minyak sawit mentah ( CPO ). Proses penjernihan dilakukan untuk menurunkan kandungan air dalam minyak. Minyak sawit yang telah dijernihkan ditampung dalam tangki-tangki penampung dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak sawit murni ( Processed Palm Oil, PPO) ( Fauzi,2007).
2.7.8.         Pengeringan dan pemecahan biji
Biji sawit yang telah dipisah dari proses pengadukan, diolah lebih lanjut untuk diambil minyaknya. Sebelum dipecah, biji-biji sawit dikeringkan dalam silo minimal 14 jam dengan sirkulasi udara kering pada suhu 500 C. Akibat proses pengeringan ini inti sawit akan mengerut sehingga memudahkan pemisahan inti sawit dari tempurungnya. Biji-biji sawit yang sudah kering kemudian dibawa ke alat pemecahan biji (  Fauzi, 2007)
Saat ini ada dua jenis alat pemecah biji yang digunakan oleh PKS, yaitu nut cracker model rotor  vertikal dan  nut cracker model rotor horisontal (ripple mill). Nut cracker rotor vertikal bekerja dengan prinsip pemecahan biji dengan melemparkan biji ke dinding penahan.  Biji akan mengalami benturan yang sangat keras sehingga pecah dan mengeluarkan inti yang ada di dalamnya. Pada nut cracker rotor horisontal (ripple mill) biji seakan dikupas pada suatu stator yang dibuat bergerigi ketika rotor berputar  untuk menggerakkan biji-biji tersebut sehingga mengakibatkan biji terpecah ( Pahan, 2008)

2.7.9.         Pemisahan inti sawit dari tempurung
Pemisahan inti sawit dari tempurungnya berdasarkan perbedaan berat jenis antara inti sawit dan tempurung. Alat yang digunakan adalah hydrocylone separator.   Inti dan tempurung dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam sebuah tabung atau dapat juga dengan mengapungkan biji-biji yang pecah dalam larutan lempung.
Dalam keadaan tersebut inti sawit akan mengapung dan tempurungnya akan tenggelam. Proses selanjutnya adalah pencucian inti sawit dan tempurung sampai bersih. Untuk menghindari kerusakan akibat mikroorganisme, maka inti sawit harus segera dikeringkan dengan suhu 800 C. Setelah kering, inti sawit dapat dipak atau diolah lebih lanjut dengan ekstraksi untuk menghasilkan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil, PKO),  ( Fauzi, 2007).
2.8.      Manajemen perusahaan perkebunan
2.8.1.         Manajemen sumber daya manusia
Menurut Mangoensoekarjo (2005), proses produsi di industry kelapa sawit diharapkan menghasilkan output tertentu sesuai yang dikehendaki konsumsi input yang minimal berdasarkan manajemen produksi. Semua bagian kerja yang memproses input menjadi output harus berjalan efektif, berjalan lancer, dan norma sesuai standar yang berlaku.  Perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan kinerja unggul dicirikn dengan adanya produktivitas yang sesuai dengan potensinya.
 Harga pokok yang terkendali dan cenderung rendah dapat diperoleh dengan adanya penggunaan sumber daya menusia yang handal dan professional. Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen terpenting diantara sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit.  Perkebunan kelapa sawit di kategorikan padat karya.  Artinya, perusahaan lebih banyak menghandalkan tenaga manusia dalam menjalankan setiap kegiatannya.  Hanya proses pembukaan lahan yang menghandalkan teknologi mekanisasi, seperti penggunaan alat berat. Pemahaman staf manajerial terhadap karakteristik kelapa sawit merupakan modal awal dalam mengelola perkebunan kelap sawit.  Tanpa pemahan yang memadai mengenai budidaya tanaman dan teknik agronomi hasil produksi yang diperoleh tidak akan maksimal.  Selain itu, seorang Manajer sebagai perencana dan pengendali SDM tidak perlu terlalu banyak birokrasi.  Hal ini dimaksudkan agar pengambilan keputusan dan perencanaan pembagian tugas kerja menjadi lebih cepat.  Kebutuhan SDM yang berkualitas yang handal disesuaikan dengan pembagian tugas kerja karyawan.  Karyawan dengan tingkatan terbawah merupakan sumber daya terpenting yang perlu mendapatkan perhatian untuk hidup layak.  Selain itu, manajer juga perlu menciptakan keseimbangan antara produktivitas kerja dan pendapatan karyawan (Pahan, 2008 ).
2.8.2.         Manajemen tanaman
Siklus produksi tanaman kelapa sawit dapat mencapai 25 tahun dengan manajemen tanaman yang baik.  Rata-rata produktivitasnya lebh dari 18 ton TBS/ha/tahun.  Hal tersebut tergantung dari kualiasbenih, klas lahan, manajemen produksi, dan teknik budidaya yang diterapkan.  Manajemen tanaman artinya mengatur keseimbangan factor lingkungan tanaman dan sarana produksi yang lainnya dengan memberikan kondisi yang sesuai bagi tanaman untuk mengkonversi energ matahari menjadi energi kimia secara maksimal,efektif dan efisien.  Dengan manajemen tanamann, selurh aktifitas biologis kelapa sawit diharapkan berlangsung dengan maksimal. Manajemen tanaman bertujuan untuk mencapai produktifitas tanaman yang tinggi,kualitas produk yang prima dan tanman dapat mencapai umur ekonomis (umur produktif tanaman yang secara ekonomis masih menguntungkan masih menguntungkan) yang telah ditetapkan oleh manajemen atau direksi dengan harga pokok produksi yang terkendali dan rasional (Mangoensoekardjo, 2005).
Konsep dasar manajemen tanaman adalah mengelola factor lingkungan yang mendukung sifat tanaman melalui teknik budidaya yang sesuai untuk memperoleh produktivitas tanmaan yang tinggi.  Factor lingkungan tersebut berupa tanah, iklim mikro dan komponen pendukung.  Pengendalian organism pengganggu (hama, penyakit, gulma) dan optimalisasi organisme menguntungkan (serangga penyerbuk, mikroba tanah, musuh alami) (Pahan, 2008 ).
2.8.3.         Manajemen budidaya
Faktor-faktor yang termasuk kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit meliputi syarat tumbuh tanaman, bahan tanam, pembibitan, penyiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan.  Manajemen persipan lahan tergantung kepada kondisi dan situasi.  Perbedaan jenis lahan bebuit, lahan datar dan rendahan menggunakan persiapan lahan yang berbeda (Pahan, 2008 ). 
Setelah itu, lakukan manajemen pembibitan dengan menyediakan bibit tanam kelapa sawit siap tanam yang memiliki mutu superior, bik genetic dan fenotipe.  Kondisi bibit kelapa sawit yang superior merupakan salah satu jaminan untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi.  Kegiatan pembibitan biasanya menjadi tanggun jawab Asisten pembibitan (Pahan, 2008 ).
Sementara itu,  manajemen penanaman yang dilakukan setelah pembibitan merupakan tanggu jawab Asisten afdeling dan asisten kepala perkebunan.  Hal yang harus diperhatikan dalam manajemen penanaman diantaranya cuaca, transfortasi dan tenaga kerja.  saat yang tepat untuk memindahkan bibit ke lapangan adalah pada awal musim hujan (Pahan, 2008 ).
Manajemen pemeliharaan meliputi proteksi tanaman, pemupukan, penunasan, serta memelihara jalan, jembatan dan saluran air.   Manajemen pemeliharaan diarahkan untuk mengatur keseimbangan ekosistem dan kesuburan tanah.  Penerapan manajemen berkaitan  dengan aktivitas dan efisiensi sumber daya, baik sumber daya manusia maupun teknologi (Pahan, 2008 ).
 Pemeliharaan tanaman, baik saat TBM (tanaman belum menghasilkan) maupun TM (tanaman menghasilkan) merupakan tanggung jawab Asisten afdeling dan asisten kepala perkebunan (Pahan, 2008 ).
2.8.4.         Manajemen panen
Panen merupakan sistem produksi di perkebunan kelapa sawit yang menghubungkan kebun dan pabrik kelapa sawit (PKS).  Manajemen panen bertujuan untuk memksimalkan panen dengan meminimalkan kehilangan.  Hal ini agar pelaksanaan panen menjadi efektif.  Manajemen panen meliputi kegiatan persiapan di kebun, pelepasan TBS, pengumpulan, sortai, dan pengangkutan TBS ke pabrik.  Selain itu, yang harus juga diperhatikan dalam manajemen panen adalah pengaturan organisasi, manajemen angkut panen dan administrasi panen.
·         Manajemen premi
Premi panen merupakan tambahan upah atau gaji untuk pemanen dan pengwas panen, premi panen bertujuan untuk meningkatkan prestasi panen baik dalam kuantitas dan kualitas. 
Premi diberikan berdasarkan basis borong (standar hasil pemanenan) yang ditentukan oleh beberapa factor, diantaranya umur tanaman, kerapatan tandan(jumlah tandan matang panen), dan kondisi kebun (berbukit, kotor dan bersih). Premi diberikan tidak hanya untuk pemanen, premi juga diberikan kepada orang lain yang terlibat dalam proses panen, seperti tukang angkut, mandor panen dan mandor besar (Pahan, 2008 ).
2.8.5.         Manajemen transportasi
Manajemen transfortasi bertujuan untuk memastikan hasil panen (TBS) dapat diangkut dari kebun menuju pabrik pada hari yang sama.
 Untuk mencapai tujuan tersebut perlu jug mempertimbangkan kecepatan, kapasitas angkutan dan lokasi.  Selain itu, perhatikan juga biaya angkutan (biaya investasi dan operasional) dan prinsip angkut buah seperti mudah, murah, aman dan tempat waktu (Pahan, 2008 ).
2.8.6.         Manajemen pabrik
Prinsip manajemen pabrik adalah mengatur pengolahan di pabrik, meminimalkan kehilangan berat hasil olahan, dan menghindari penurunan mutu hasil buah olahan.  Manajemen pabrik kelapa sawit harus mampu mengontrol proses produksi dan biaya pengolahan .  selain itu, manajemen pabrik juga mengatur pemakaian alat dan mesin, perawatan mesin pabrik serta pelatihan untuk staf pabrik (Pahan, 2008 ).


III.  METODE PELAKSANAAN
3.1.  Lokasi PKPM
Laporan ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) di PT.  Minang Agro  yang terletak di kenagarian  Tiku V jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Propinsi Sumatera Barat.      
3.2.  Waktu Pelaksanaan
          Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan selama 10 minggu yang dimulai dari tanggal 28 Juni – 10 Juli 2011.
3.3.  Metode Kegiatan
          Metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan dan penambahan wawasan selama kegiatan PKPM yaitu sebagai berikut :
Ø  Bekerja bersama karyawan
Mahasiswa ikut mengerjakan beberapa kegiatan bersama karyawan yang memungkinkan untuk dilakukan dan tidak membahayakan.
Ø  Demontrasi
Metode ini dilakukan karena kondisi setempat tidak memungkinkan mahasiswa melaksanakan kegiatan tersebut dengan alasan faktor keselamatan atau ketersediaan alat yang kurang.



Ø  Diskusi
Dilakukan untuk kegiatan manajemen, kegiatan – kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan atau kegiatan lain yang dianggap perlu oleh mahasiswa untuk diketahui dan di diskusikan.
Ø  Pengumpulan data
                    Kegiatan ini sangat diperlukan bagi mahasiswa sebagai bahan dalam penyusunan laporan seperti data produksi, keadaan iklim dan data lainnya yang dianggap perlu.
Ø  Pengawasan
Kegiatan pengawasan dilakukan dalam membantu mandor harian dalam mengawasi pekerjaan karyawan.

3.4. Kondisi lingkungan
PT. Minang Agro merupakan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang awalnya bernama PT. Mutiara Agam  didirikan dengan akta notaris No.4 tanggal 1 Desember 1982 dan notaris Deetje Farida Djanas, SH di Padang. Kemudian disahkan oleh menteri kehakiman RI dengan surat keputusan No.C2.176.HT.02.04. tanggal 4 januari 1991 yang dimuat dalam berita nagara RI No.960-1991. Loyalitas usaha sebagai PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) didapat berdasarkan SPT Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Negeri Pusat No.124/1 PMDN/1996 tanggal 5 oktober 1986, sedangkan dinyatakan sebagai Perkebunan Besar Swasta Nasional diperoleh berdasarkan rekomendasi dari Departemen Pertanian Cg Direktorat Jendral Perkebunan No.KB 720/ED371/1288 tanggal 27 Desember 1988.
Land Clearing dan Pembibitan mulai digiatkan pada tahun 1994, demikian pula pembangunan sarana dan prasarana pendukungnya. Tanaman pertama digiatkan pada tahun 1985 diatas lahan gambut yang cukup basah dan berawa yang memerlukan sistem pengeringan secara efektif. Berlanjut dengan penanaman kelapa sawit dilapangan maka pembangunan pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) dimulai pada akhir bulan Desember 1992 dengan sistem swakelola.
Setelah 22 bulan, pabrik dengan kapasitas 30 ton TBS per jam diresmikan oprasinya pada bulan Desember 1994, disamping modal sertaan dari persero didapatkan pula Fasilitas KLBI melalui Bank EXIM cabang Padang pada media tahun 1989. Sesuai dengan SK HGU No. 14/HGU/1991 tanggal 30 september 1991 dan telah diterbitkan sertifikat HGU oleh Kepala Badan Pertahanan Nasional Pusat dengan luas lahan yang dimiliki oleh perusahaan ini seluas 8.625 Ha.Pada tahun 2007 perusahaan ini beralih nama menjadi PT. Minang Agro yang disahkan berdasarkan Akta notari No 9 Tanggal 02- 04/2007. Peralihan nama ini dikarenakan pada tahun 2006 terjadi pengambilalihan perusahaan yang berupa pembelian saham oleh PT. Provident Agro sebesar 99 persen dan 1 persen oleh PT. Saratoga Sentra Businnes. Diareal yang hampir seluruhnya merupakan lahan gambut basah berawa dan berpasir Perusahaan ini telah membuktikan bahwa lahan yang tidak layak ditanam ternyata mampu berpotensi sebagai lahan perkebunan dengan komoditi kelapa sawit. Lahan tersebut dibangun menjadi areal perkebunan, fasilitas perumahan karyawan serta sebagai lokasi  pabrik pengolahan kelapa sawit. Areal pengelolaan  Kebun pada  kebun  dibagi menjadi 2 rayon, yaitu rayon 1 terdiri dari 6 afdeling dan Rayon 2 terdiri dari 5 afdeling dengan total 11 afdeling. Pada masing – masing rayon dipimpin langsung oleh asisten kepala yang membawahi asisten afdeling.
Untuk kesejahteraan, baik bagi staf, karyawan dan masyarakat perkebunan pihak perkebunan telah menyediakan sarana olahraga,kesehatan, kerohanian, serta pendidikan, dan transportasi.
PT.Minang Agro terletak pada areal yang tergolong kedalam dataran rendah yang memiliki topografi 0 – 4 % dengan ketinggian tempat 2 – 10 m dari permukaan laut.  Sesuai dengan ketinggian tempat tersebut lahan perkebunannya didominasi oleh lahan rawa dan gambut. Kondisi lahan berdampak pada sarana penghubung / jalan, perlu sekali mendapatkan perhatian sebab pada kondisi curah hujan yang tinggi merupakan problema yang sering terjadi dimana buah yang telah dipanen sering mengalami restan (tidak terangkut ke pabrik), akibat jalan menuju lokasi TPH sulit untuk dilalui kendaraan, dengan demikian ketetapan pengambilan keputusan dalam pengangkutan buah perlu sekali mendapat perhatian agar buah resatan bisa diperkecil pada saat – saat hari hujan.  Dalam mengatasi masalah tersebut telah dilakukan perbaikan jalan menggunakan alat berat, pelansiran buah menggunakan traktor gandengan agar bisa dibawa ke tempat yang bisa dilalui oleh  truk dalam pengantaran TBS ke PKS. Selain itu juga dalam mengatasi kondisi lahan tersebut maka dibuat saluran draenase diantaranya pembuatan parit primer, sekunder dan tersier serta parit cacing.
Adapun ciri – ciri iklim pada  PT. Minang Agro adalah sebgai berikut :
Ø  Curah hujan
          Curah hujan rata-rata berkisar antara 3.500 - 4.500 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata 10 – 15 hari/ bulan.

Ø  Temperatur
          Temperatur udara berkisar antara 26-33 °C.  Temperatur maksimum tertinggi pada bualan Februari, Maret dan Mei yakni sebesar 33 °C.  Temperatur suhu udara minimum berkisar 25 - 30°C.
Ø  Intensitas cahaya matahari
           Intensitas cahaya matahari berkisar antara 75 – 90%/hari.
Ø  Kelembaban udara
Kelembaban udara berkisar antara 60 - 85%.
Jenis tanah di Kebun PT. Minang Agro tergolong tanah organik didominasi oleh organosol sekitar 70 % dan sisanya merupakan tanah Regosol. Tanah Organosol  Minang Agro mempunyai kedalaman gambut berkisar antara 1 – 2 m dan pada lapisan dibawahnya terdapat pasir halus yang berwarna coklat sampai kehitaman, jenis gambut yang ada sebagian merupakan jenis fibrik dan sebagian telah tergolong jenis hemist serta sebagian lagi telah beralih ke jenis saprist dengan PH tanah berkisar  4,70 – 5,48. Sesuai dengan kondisi tersebut perkebunan PT. Minang agro telah membuat penanganan lahan yang berupa pembuatan saluran draenase pada areal kebun, selain itu juga dalam memperlancar transportasi dibangun jalan – jalan penghubung dengan teknik penimbunan dengan tanah mineral yang dikerjakan dengan menggunakan alat berat.

Ø  Produk yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan dalam satu perusahaan secara umum terdiri dari dua bagian, yaitu produk utama dan produk sampingan.  Produk utama merupakan suatu produk yang menjadi tujuan utama yang harus dihasilkan, sedangkan sampingan adalah produk yang dihasilkan dari usaha dalam memperoleh produk utama yang keberadaannya tidak merupakan hal yang terlalu penting tetapi juga menunjang terhadap pertumbuhan tanaman perkebunan.
Produk utama yang dihasilkan oleh perkebunan PT. Minang Agro merupakan tandan buah segar (TBS) atau Fresh Fruit Bunches (FFB) yang kemudian diolah di pabrik kelapa sawit.
Produk sampingan yang dihasilkan dari hasil pengolahan TBS menjadi CPO dan kernel yaitu :
1.    Janjang kosong
Janjang kosong adalah sisa tandan buah sawit yang diolah di pabrik kelapa sawit.  Produksi janjang kosong sekitar 23 % dari tandan buah segar, janjang kosong dapat berfungsi sebagai pupuk organic yang memiliki sejumlah unsur hara terutama kalium.  1 ton janjang kosong setara dengan 7 kg Urea, 2,8 kg RP, 19,3 kg MOP dan 4,4 kg Kieserit.  Jangjang kosong melapuk relative lambat, membutuhkan waktu sekitar 8 bulan.
2.    Solid
Solid adalah limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan tandan buah segar di pabrik kelapa sawit dengan memakai sistem decanter.  Solid merupakan bahan organik yang mengandung sejumlah hara terutama nitrogen kendungan haranya berpariasi secara umum 1 ton solid basah mengandung hara yang setara dengan 9 kg Urea, 4 kg RP, 10 kg MOP dan 8 kg Kieserit.
 Dilapangan solid mudah untuk terdekomposisi sehingga tidak memakan waktu yang lama, sekitar 6 minggu.
3.    Mill effluent
Mill effluent merupakan limbah cair yang dihasilkan dari pengolahan tandan buah segar di pabrik kelapa sawit.  Mill effluent adala bahan organik yang mengandung kandungan hara setiap 1 ton memiliki 1 kg Urea, 1 kg RP, 3 kg MOP dan 2 kg Kieserit.
4.      Cangkang
Cangkang merupakan pecahan tempurung yang merupakan limbah dari pengolahan kernel. Cangkang ini digunakan sebagai bahan bakar pada mesin boiler.














IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Budidaya Kelapa Sawit
4.1.1. Persiapan Lahan
A. Pembukaan Lahan (land clearing)
Pembangunan kebun pada umumnya dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan dana, sumberdaya manusia dan keadaan lainnya. Pembukaan areal baru adalah kegiatan mempersiapkan areal tanam yang merupakan langkah awal dalam usaha perkebunan. Teknis pengerjaan yang baik sangat mempengaruhi keberhasilan sekaligus mempermudah dalam pekerjaan selanjutnya. Pembukaan areal tanam ini mempunyai beberapa tahapan pekerjaan yaitu :
1)   Pengimasan
Pengimasan merupakan kegiatan menebas semak, perdu dan memotong kayu yang berdiameter <10 cm semepet mungkin ke tanah menggunakan parang/kampak.  Tujuannya adalah untuk memudahkan proses penumbangan  sekaligus  memudahkan dalam pekerjaan selanjutnya.
2)   Pancang stacking (pancang rumpuk)
            Pemancangan jalur perumpukan kayu merupakan pekerjaan mengukur dan memasang patok jalur perumpukan kayu. Patok jalur perumpukan kayu ini dibuat untuk memudahkan pekerjaan merumpuk kayu ke tempat yang ditentukan. Pekerjaan dilakukan dengan tahapan dan ketentuan sebagai berikut :
  • Penentuan posisi jalur perumpukan yang sejajar dengan jalur tanam
  • Jalur perumpukan kayu dibuat selang dua baris tanaman
  • Jalur perumpukan kayu berada diantara jalur tanam
          Jarak pemancangan rumpukan dibuat dan disesuaikan dengan jarak tanam yang ditentukan berdasarkan SPH. Pada pelaksaan PKPM jarak pancang rumpuk 15,10 m yang mengarah timur – barat sedangkan untuk utara – selatan berjarak 10 m. tahapan pekerjaannya yaitu dimulai dengan menentukan arah mata angin, selanjutnya dilakukan pengukuran jarak antar pancang dan sekaligus dilakukan penancapan pancang. Pancang yang diisikan pada barisannya adalah pancang induk dan pancang isi, pancang induk ini ditancapkan pada bagian sisi terluar bagian utara dan selatan sedangkan pancang isi ditancapkan pada didalam barisan rumpukan.
 
Gambar 9 :  Pemancangan rumpukan
3)   Perumpukan
Perumpukan meupakan pekerjaan menumpuk hasil pengimasan dan penumbangan. Kegiatan perumpukan dilakukan  dengan menggunakan alat berat (excavator). Hasil rumpukan ditumpuk pada jalur pancang rumpuk yang mengarah utara – selatan. Adapun kegiatan perumpukan yang dilakukan pada pelaksanaan PKPM adalah sebagai berikut :
-       Perumpukan  di awali dari pinggir luar barisan rumpuk pada arah utara - selatan
-       Kemudian pohon di dorong atau di rebahkan dengan alat berat (excavator)
-       Lalu rumpun pokok di bongkar, dan di rumpuk pada jalur rumpukan yang telah di pancang dengan jarak antar barisan rumpuk 15,10 m dan dalam barisan  20 m serta pancang rumpuk pada awal, tengah dan akhir barisan di pasang bendera pada bagian atasnya.
Gambar 10: Perumpukan dengan menggunakan alat berat

B. Pancang tanam
Pancang tanam dilakukan dengan tujuan untuk menentukan titik tanam pada areal tanam. Pola tanam yang diterapkan adalah sistem segitiga sama sisi. Jarak tanam yang di pakai menentukan jumlah pokok per hektarnya. Untuk menentukan jarak tanam yang akan digunakan maka tergantung dari beberapa pertimbangan diantaranya, asal tanaman atau sifat tanaman, kesuburan tanah, topografi lahan dan iklim daerah tersebut. Jarak tanam yang digunakan adalah jarak dalam barisan 8,70 m sedangkan jarak antar barisan 7,54 m dengan SPH 152. Beberapa jenis pancang yang digunakan pada pemancangan titik tanam yaitu pancang utama, pancang induk, dan pancang isi. Pancang utama merupakan pancang yang diletakkan pada bagian utara dan selatan yang berjarak 3,54 m dari tepi jalan transport dengan ukuran panjang 3 meter, pancang induk merupakan pancang yang ditempatkan disepanjang garis utama, baik garis utama yang sejajar dengan jalan transport maupun garis utama yang sejajar dengan jalan blok dengan ukuran panjang 2,5 m, sedangkan pancang isi merupakan pancang yang ditempatkan pada titik tanam kelapa sawit didalam barisan dengan ukuran panjang 1,5 m.
4.1.2. Persiapan bahan tanam
A.  Putar pangkas
Persiapan bahan tanam maerupakan salah satu kegiatan yang sangat penting, karena akan menentukan keberhasilan dalam jangka panjang. Persiapan bahan tanam ini berupa kegiatan mempersiapkan bibit yang akan digunakan sebagai bahan tanam. Bibit yang digunakan merupakan bibit yang dikembangbiakkan dengan cara generatif. Bibit yang digunakan pada PT.minang agro merupakan bibit yang ditanam dari kecambah yang berasal dari PT.Socfindo dan BSM Palembang. Pembibitan dilakukan dengan system dua tahap yaitu pre nuserry dan main nursery.  Pada pelaksanaan PKPM kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan persiapan bibit untuk  penanaman yang berupa kegiatan putar pangkas.  Bibit yang ada pada pembibitan tersebut sudah berumur 38 bulan sehingga  dapat dikategorikan sebagai bibit yang sudah lewat umur. Hal ini terjadi karena persiapan lahan tidak sesuai dengan jumlah kecambah yang ditanam pada dipembibitan,sehingga bibit tidak tertanam pada jadwal yang sesuai. Pekerjaan putar pangkas adalah bertujuan untuk membongkar bibit yang ada untuk ditanam pada areal tanam yang sudah disiapkan.  Putar pangkas ini dilakukan dengan cara memotong beberapa pelepah yang ada, kemudian  memutuskan akar yang sudah menembus polybag serta masuk kedalam tanah dan selanjutnya bibit diputar untuk mempermudah pencabutannya. Bibit selanjutnya dikumpulkan dan dihitung untuk memudahkan dalam pengontrolan bibit yang keluar. Bibit tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam truk pengangkut untuk dihantar pada areal penanaman.

4.1.3. Penanaman tanaman pokok
            Penanaman bibit dilaksanakan pada permulaan musim penghujan. Sebelum dilakukan pekerjaan penanaman dilakukan kegiatan pengajiran/pemancangan untuk menentukan titik tanam. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan pada kegiatan penanaman tanaman pokok pada saat pelaksanaan pkpm adalah diawali dengan kegiatan pelangsiran bibit dari jalan menuju titik tanam, pelangsiran bibit ini bertujuan untuk mempermudah pekerjaan penanaman sehingga tidak bolak – balik mengangkat bibit setiap akan menanam. Selanjutnya dilakukan pembuatan lobang tanam, lobang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x60 (cm).  penanaman dimulai dengan menyobek polibag ( tanah yang ada pada polibag tidak boleh pecah ) dan bibit ditanam pada lobang tanam yang sudah dibuat sampai leher akar tertimbun. Bibit tersebut selanjutnya diluruskan posisinya sesuai dengan barisan tanamnya. Target penanaman ini yaitu 20 bibit yang ditanam untuk satu HK.
 Gambar 11 : Kegiatan Penanaman
4.1.4. Pemeliharaan tanaman
A. Pengendalian gulma
            Pengendalian gulma atau tumbuhan liar dalam arti sempit disebut penyiangan. Gulma menjadikan tanaman pokok berkompetensi dalam memperoleh air, unsure hara, cahaya maupun CO2. Selain itu, gulma dapat berperan sebagai tumbuhan inang bagi hama dan penyakit. Kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian gulma ini yaitu pengendalian gulma pada piringan pokok kelapa sawit dan pada gawangan kelapa sawit.
1)    Penyiangan piringan (circle weeding)
Kegiatan penyiangan pada piringan pokok kelapa sawit merupakan kegiatan membersihkan piringan dari gulma yang mengganggu pokok tanaman. Adapun beberapa manfaat dilakukannya penyiangan pada piringan pokok kelapa sawit ini diantaranya mengurangi tingkat persaingan tanaman pokok dengan gulma dalam pemanfaatan unsur hara, cahaya, air serta CO2. Selain itu juga mengefektifkan pemberian pupuk, mengontrol kelembaban sehingga tanaman tidak mudah terserang hama maupun penyakit. Penyiangan ini bisa dilakukan dengan cara manual maupun secara kimia. Pada TB 0 penyiangan dilakukan dengan cara manual menggunakan parang babat, cangkul, garu dengan jari – jari 1,5 – 2 (m) atau lebih mudahnya selebar ukuran tajuk terluar tanaman pokok. Pada TBM umur > 1 tahun sampai seterusnya bisa dengan cara manual dan kimia, pada TM lebih banyak menggunakan cara kimia degan ukuran jari – jari piringan 2 m. Rotasi penyiangan piringan baik secara kimia maupun manual pada TBM adalah 4 kali dalam setahun dengan prestai kerja 3 HK/ha, sedangkan pada TM hanya dengan cara kimia yaitu 3 kali setahun dengan prestasi kerja 0, 4 HK/ha.
Gambar 12 : Penyiangan Piringan
2)    Penyiangan Gawangan ( weeding gawang )
Pengendalian gulma pada gawangan tanaman kelapa sawit adalah membersihkan areal gawangan dari gulma dengan tujuan menghindari kebongkoran lahan yang secara langsung akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Pekerjaan pengendalian gulma ini dapat dilakukan dengan cara manual maupun kimia. Secara manual dilakukan dengan cara pembabatan sedangkan secara kimia dilakukan dengan cara menyemprotkan herbisida diareal gawangan. Pembabatan ini salah satu kegiatan yang harus dilakukan pada areal kelapa sawit baik pada TBM maupun TM. Pembabatan ini dilakukan jika gulma sudah melebihi 70 cm diatas permukaan tanah. Pelaksanaan pembabatan hingga tinggi 20 – 30 cm atau setinggi mata kaki dari permukaan tanah atau sekandas mungkin. Bekas babatan diusahakan jangan sampai menutupi pirigan atau pasar pikul. Rotasi pekerjaan babat gawangan ini dilakukan 3 kali dalam setahun. Pekerjaan babatan gawangan ini dilakukan dengan norma 3,5 HK/ha. Sebulan setelah dilakukannya pembababatan ini selanjutnya dilakukan pengendalian gulma secara kimia dengan menyemprotkan herbisida.  Herbisida yang digunakan ada dua jenis yaitu, herbisida kontak dan herbisida sistemik. Herbisida sistemik digunakan untuk mengendalikan jenis gulma berdaun sempit sedangkan herbisida kontak digunakan untuk gulma berdaun lebar. Pelaksanaan penyemprotan dilakukan dengan pengawasan yang baik agar tidak terjadi pembuangan herbisida. Dalam pengerjaannya ada satu orang yang khusus  ditugaskan sebagai pencampur pestisida, hal ini dilakukan agar tidak terjadi ketidaktepatan dalam pembuatan larutan akibat kerja asal – asalan. Adapun herbisida yang digunakan dalam pengendalian gulma gawangan pada pelaksanaan PKPM adalah Primax   dan primaxon dengan konsentrasi masing –masing 75 cc/liter air. Primax merupakan jenis herbisida sistemik sedangkan primaxon adalah herbisida kontak. Herbisida tersebut tidak  dicampur, akan tetapi pelaksanaannya dipisah. Dalam larutan herbisida tersebut ditambahkan larutan perekat yang berguna sebagai perekat pada gulma yang akan disemprot. Pada pelaksanaannya dilakukan setiap sebulan setelah dilakukannya pembabatan gawangan dengan rotasi 4 bulan sekali. Pekerjaan ini dilakukan dengan target 1,5 ha/HK nya dengan larutan herbisida sebanyak 18 knapsack.
                            A                                                        B
Gambar 13 : Pembabatan Gawangan (A) ,dan Penyiangan Secara Chemis (B)

B. Katrasi
Kastrasi adalah pemotongan atau pembuangan secara menyeluruh bunga jantan maupun bunga betina pada TBM sebelum areal tersebut masuk masa panen. Kastrasi dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga yang pertama. Bunga jantan yang dibuang tersebut selama 30 bulan sejak kastrasi pertama, sedangkan bunga betina dibuang selama 36 bulan sejak kastrasi pertama. Bunga jantan tersebut dipertahankan guna penyerbukan pada bunga betina yang masuk pada tanaman menghasilkan pertama (TM 1). Adapun tujuan dari pengkastrasian ini adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman yang berguna  dalam pembentukan pokok tanaman. Rotasi pekerjaan kastrasi ini dilakukan sebulan sekali. Dalam teknis pelaksanaannya pembuangan buah ini dilakukan dengan menggunakan dodos dengan ukuran mata 6 cm. Pemotongan buah tidak boleh sampai melukai batang tanaman agar tanaman tidak terganggu pertumbuhannya, dan tidak dibenarkan pula memotong pelepah kecuali pelepah yang sudah kering atau tidak produktif lagi. Bunga yang sudah dipotong selanjutnya dikumpulkan dan ditata pada TPH. Pekerjaan kastrasi ini perlu dilakukan dengan norma 0,75 HK/ha.

C. Pemupukan
            Pemupukan adalah salah satu tindakan yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsure hara didalam tanah agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Dengan pemupukan tersebut dapat meningkatkan produktifitas tanaman. Pelaksanaan pemupukan dilakukan dengan control yang tepat dan tegas. Adapun teknis pelaksanaan pemupukan yang dilakukan dengan cara membagi tugas kepada karyawan dengan membagi berdasarkan jenis pupuk yang diberikan. Selain itu ada seorang karyawan yang ditugaskan membuka karung pupuk dan sekaligus mengumpulkan karung bekas pupuk tersebut. Pengumpulan karung pupuk tersebut dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi pembuangan pupuk. Jumlah karung yang dikumpulkan harus sama dengan pupuk yang dikeluarkan dari gudang. Adapun pupuk yang diberikan pada saat pelaksanaan PKPM adalah pupuk urea (1,25 kg/pokok), Rock phospat (0,75 kg/pokok), KCL (1,25 kg/pokok), Dolomit (0,5 kg/pokok), Zincop (0,075 kg/pokok). Pupuk urea tidak boleh dicampur dengan pupuk lain jadi pemberiannya terpisah dengan pupuk lain. Pupuk disebar secara melingkar dan harus rata pada piringan tanaman. Pelaksanaan pemupukan dikerjakan dengan rotasi 4 bulan sekali.

D. Prunning (pemangkasan)
Pemangkasan atau biasa disebut pruning yaitu pembuangan daun – daun tua atau tidak produktif lagi pada tanaman kelapa sawit. Pada tanaman muda/tanaman belum menghasilkan tidak dilakukan pemangkasan, kecuali dengan maksud mengurangi penguapan oleh daun pada saat tanaman akan dipindahkan dari pembibitan ke areal lahan penanaman. Tata cara pruning yaitu dengan cara songgo dua, yang artinya bahwa harus ada dua pelepah yang menahan buah paling bawah. Untuk mencapai tujuan penunasan dan tetap mempertahankan produksi maka harus dihindari terjadinya over pruning. Over pruning adalah terbuangnya jumlah pelepah produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan menurunnya produksi.
          Pelaksanaan pruning dilakukan dengan memeoton pelepah yang tidak produktif, sehingga hanya memotong pelepah yang lebih dibawah pelepah songgo dua. Setelah dipotong pelepah yang sudah jatuh kemudian dipotong menjadi lebih pendek agar memudahkan penyusunan pada gawangan mati.

E. Pengendalian hama dan penyakit
            Hama dan penyakit adalah salah satu factor penting yang harus diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Akibat yang ditimbulkannya sangat besar, seperti penurunan produksi bahkan kematian pada tanaman. Hama dan penyakit dapat menyerang tanaman kelapa sawit mulai dari pembibitan hingga tanaman menghasilkan. Sebagian besar hama yang menyerang tanaman adalah golongan serangga (insect) dan sebagian lagi golongan mamalia. Sedangkan penyakit yang menyerang kelapa sawit disebabkan oleh mikroorganisme seperti jamur, bakteri, dan virus. Penanganan hama dan penyakit tersebut diawali dengan kegiatan sensus hama dan penyakit, setelah itu baru dilakukan pengendaliannya sesuai dengan jenis serangan dan tingkat serangannya. Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan PKPM yaitu :

1)  Deteksi hama dan penyakit ( early warning system )
          Deteksi hama dan penyakit (EWS) ini dilaksanakan dengan tujuan agar diketahui lokasi dan tingkat serangan hama maupunpenyakit yang menyerang pada areal perkebunan guna kegiatan pengendalian. Pelaksanaan deteksi ini dilakukan dengan rotasi 1 bulan sekali. Adapun beberapa hama dan penyakit yang dideteksi adalah :
a.    Kumbang tanduk dengan ciri – ciri : daun seperti kipas, batang pelepah berlobang, dan patah.
b.    Rayap dengan ciri – ciri : bagian pokok terdapat gumpalan tanah, pucuk daun menguning dan mongering, batang tumbang dan berlobang.
c.    Ulat api dengan ciri – ciri : memakan daun sawit mulai dari pinggir sampai melidi
d.    Ulat kantong dengan ciri – ciri  : memakan daun sawit dari tengah daun dan membentuk lobang – lobang sampai melidi.
e.    Tikus dengan cirri –ciri :terdapat bekas gigitan
f.     Penyakit spear rot dengan ciri – ciri : kuncup tanaman membusuk dan berwarna kecoklatan.
g.    Bunch rot dengan ciri – ciri : terdapat spora pada buah dan buah menjadi busuk.
Langkah awal sebelum melakukan deteksi yaitu perlu mengetahui luas blok, jumlah baris/blok, dan jumlah pokok/baris. Pada ulat api dan ulat kantong dalam pengambilan sampelnya 1 pokok mewakili 1 ha, sedangkan untuk hama lain dalam satu baris sampel diambil 25 pokok sampel. Baris sampel pertama diambil yaitu pada barisan ketiga dari jalan. Untuk menghitung kelang barisnya dalam satu blok yaitu dengan cara (Jumlah baris (per blok) – 5 : jumlah pokok (1 baris pokok sampel) – 1 ), sedangkan untuk menghitung kelang pokoknya yaitu dengan cara (jumlah pokok (1 baris pokok sampel) – 5 : jumlah pokok sampel per baris – 1).
    Kegiatan early warning system ini juga bertujuan untuk menghitung ambang ekonomis dari tingkat serangan hama maupun penyakit. Apabila tingkat serangan hama dan penyakit tersebut sampai ambang ekonomis maka pengendalian hama dan penyakit tersebut dilakukan.

2)  Pengendalian ulat kantong (Mahasenna Corbetti)
          Ulat kantong dapat menyerang tanaman kelapa sawit TBM maupun TM. Hama ini menyerang pada bagian daun tanaman dengan memakan daun sehingga daun menjadi berlobang – lobang. Pada serangan berat hama ini dapat menyebabkan penyusutan produksi hingga 40 %. Penyebaran hama ini sangat cepat, karena sifatnya yang mudah berpindah dari satu pohon kepohon lain. Pengendalian hama ini bisa dilakukan secara manual maupun secara kimia. Pada pelaksanaan pkpm pelaksanaan pengendaliannya hanya dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mengutipnya sampai bersih. Alat yang perlu digunakan dalam pengutipan ini adalah galah yang dilengkapi dengan kawat penggerek selain itu juga digunakan karung goni untuk wadah pengumpulan. Adapun tata cara pengutipan ulat kantong ini adalah sebagai berikut :
-   Menentukan pokok yang akan dikendalikan
-   Ulat kantong dikutip secara manual sampai bersih
-   Ulat yang dikutip dimasukkan kedalam karung goni
-   Untuk mengutip ulat yang menyerang pada pelepah bagian yang tinggi pelepahnya harus dirundukkan dengan menggunakan galah yang diberi penggerek yang terbuat dari besi
-   Ulat yang tercecer/terjatuh ditanah bawah pohon harus dikutip semaksimal mungkin agar tidak menyerang kembali
Gambar 14 : Pengutipan ulat kantong secara manual

4.1.5. Panen
          Panen merupakan kegiatan inti dari kegiatan yang dilakukan di perkebunan. Untuk itu pekerjaan panen harus dilakukan dengan teknis dan perencanaan yang baik. Kegiatan perencanaan ini berupa pekerjaan sensus kematangan buah. Sensus kematangan buah ini dilakukan oleh mandor panen yang dilaksanakan sehari sebelum dilakukannya pemanenan.  Tujuan dari pelaksanaan sensus kematangan buah ini diantaranya adalah untuk memperkirakan taksasi produksi pada blok yang disensus yang secara langsung juga bertujuan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dan transportasi pengiriman buah ke pabrik. Langkah perhitungan taksasi yang pertama yaitu menghitung jumlah buah matang yang dijadikan sampel kemudian dihitung rata – rata jumlah buah matang/pokok dengan cara jumlah total sampel buah matang dibagi jumlah total pokok sampel. Setelah diketahui rata – rata buah matang/pokok maka dihitung perkiraan jumlah buah matang dalam satu blok dengan cara rata – rata jumlah buah matang/pokok  dikalikan dengan jumlah total pokok dalam satu blok. Langkah selanjutnya yaitu menghitung tonase dengan cara mengalikan jumlah perkiraan total TBS dengan BJR. Untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja yaitu dengan cara tonase dibagi dengan norma kerja, sedangkan untuk mengetahui kebutuhan transportasinya yaitu dengan cara tonase dibagi dengan kapasitas angkut truk pengangkut buah yang ada.
          Sebelum pelaksanaan panen mandor panen membagikan ancak kepada para pemanen. Penggunaan ancak yang ada yaitu ancak tetap dan ancak giring. System ancak giring digunakan karena kondisi jumlah buah yang belum menghasilkan dalam jumlah yang banyak yaitu pada awal masa panen, sedangkan penggunaan ancak tetap pada kondisi yang kerapatan buah yang tinggi.
          Teknis pemanenan yang dilakukan pada PT. Minang Agro yaitu buah dipanen dengan menggunakan dodos dan egrek.  Buah dipanen dengan teknis “mencuri”, yang artinya disini adalah pada saat memanen diusahakan tidak memotong pelepah yang ada dibawah buah dan tidak dibenarkan membuat pelepah sengkleh. Setelah buah turun selanjutnya dikumpulkan dan diangkut  ke TPH dengan menggunakan  angkong dan dipikul. PT. Minang Agro juga menerapkan system “ZERO BRONDOLAN” . dengan demikian bahwa setiap pemanen tidak dibenarkan meninggalkan brondolan yang ada baik pada piringan pokok kelapa sawit maupun pada pasar pikul. Setelah buah sampai di TPH pada tangkai tandan buah dibuat cangkam kodok dengan bentuk seperti huruf “V”, dengan tujuan untuk mengurangi penyerapan minyak dan mengurangi berat tandan buah  sehingga meningkatkan rendemen pada saat pengolahan. Adapun pembuatan cangkam kodok tersebut dengan menggunakan kapak, tangkai tandan buah dibuat seperti huruf V dan buah kaliknya dibuang juga karena pada buah kalik tersebut kandungan minyaknya sedikit bahkan tidak ada.
          Setelah TBS terkympul pada TPH selanjutnya diangkut kepabrik pengolahan dengan menggunakan truk, adapun kapasitas truk yaitu 6 – 7 ton/ satu kali angkut. Pada kondisi jalan yang tidak bisa dilewati oleh truk, pengangkutan buah ini dilakukan dengan menggunakan traktor gandeng. 
Gambar 15 : Kegiatan Pemanenan
4.2.Pengolahan hasil kelapa sawit
Stasiun pengolahan TBS menjadi Minyak Kelapa Sawit (MKS) dan Inti kelapa sawit (IKS)  terdiri dari stasiun utama dan stasiun pendukung. Stasiun utama berfungsi sebagai berikut:
1)    Penerimaan buah (fruit reception)
2)    Loading ramp
3)    Rebusan (sterilizer)
4)    Pemipilan (stripper)
5)    Pencacahan (digester) dan pengempaan (presser)
6)    Pemurnian (clarfier)
7)    Pemisahan biji dan kernel (kernel)
Sementara itu, stasiun pendukung berfungsi sebagai berikut:
1)    Pembangkit tenaga
2)    Laboratorium
3)    Pengolahan air (water treatment)
4)    Bengkel (Workshop)

4.2.1.Stasiun penerimaan buah
Sebelum diolah dalam PKS, tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun pertama kali diterima distasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang dan ditampung sementara di penampungan buah (loading ramp).
a) Jembatan timbangan
Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS yang masuk ke pabrik, yaitu pada saat masuk (beserta truk dan TBS) serta pada saat keluar (berat truk). Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperoleh berat bersih TBS yang masuk ke pabrik. Penimbangan ini dilakukan pada truk pengangkut TBS, mobil pengangkut CPO dan truk pengangkut kernel.
b)Sortasi
TBS yang telah ditimbang dijembatan timbang selanjutnya disortasi dan dibongkar di loading ramp. Tujuan umum dilakukannya kegiatan sortasi adalah untuk mengetahui mutu TBS yang masuk ke PKS yang dikelompokkan berdasarkan klasifikasi yang telah ditetapkan.  Sortasi yang dilakukan pada PT. Minang Agro yaitu berdasarkan tingkat kematangan buahnya. Tbs yang disortasi tersebut dikelompokkan berdasarkan dari afdeling mana buah tersebut berasal. Adapun sortasi yang dilakukan pada PKS PT.Minang Agro adalah bertujuan untuk mengevaluasi atau pengontrolan mutu buah pada masing – masing afdeling dan juga pengontrolan mutu buah pada perkebunan dari mitra usaha perusahaan (plasma).  Sortasi yang dilakukan yaitu tingkat kematangan buah, berat buah, kadar kotoran pada TBS.   Tingkat kematangan buah diperhitungkan berdasarkan fraksi kematangannya. Hasil sortasi tersebut selanjutnya dijadikan sebagai bahan  evaluasi. Jika  terjadi      ketidaksesuaian pada
 kriteria buah yang diinginkan maka kepala afdeling dipanggil untuk mempertanggungjawabkan afdelingnya tersebut. Sedangkan pada TBS yang berasal dari plasma jika tidak sesuai maka diberikan peringatan dan jika kejadian tersebut berulang – ulang kali dilakukan maka diberikan sanksi bahwa PKS tidak menerima buah dari plasma untuk beberapa waktu.

4.2.2. Stasiun loading ramp
Loading ramp merupakan suatu bangunan dengan lantai berupa kisi-kisi pelat besi dengan kemiringan 300. Loading ramp  dilengkapi pintu-pintu keluaran yang digerakkan secara hidrolik sehingga memudahkan dalam pengisian TBS kedalam lori untuk proses selanjutnya. TBS yang sudah dikeluarkan melalui pintu loading ramp di distribusikan pada mesin bunch crussher oleh fruit fresh bunch conveyor yang bertujuan untuk mencacah TBS menjadi ukuran yang lebih kecil, selanjutnya buah yang sudah melewati mesin bunch crusher di distribusikan pada lori – lori perebusan. 
Adapun beberapa proses yang dilakukan pada stasiun Loading Ramp
v  TBS turun dari truk pengangkut ditampung sementara pada tempat penampungan yang mempunyai pintu – pintu yang digerakkan secara hidrolik (loading ramp pada PT.Minang Agro mempunyai 10 pintu hidrolik, yang berkapasitas sekitar 60 ton)
v  TBS dikeluarkan dengan cara membuka pintu hidrolik dengan mengikuti  metode ”first on last off system”
v  TBS ditampung dan sekaligus didistribusikan pada mesin bunch crusher dengan menggunakan FFBC (fruit fresh bunch conveyor)
v  TBS masuk pada mesin bunch crusher dan dipotong – potong menjadi ukuran yang lebih kecil
v  Selanjutnya tbs didistribusikan pada lori - lori perebusan oleh distributing conveyor yang dilengkapi dengan pintu – pintu keluaran pada FFBC
v  TBS ditampung pada lori – lori sesuai dengan kapasitas maksimal lori yaitu 2,5 – 3 ton/lori
v  Lori – lori yang sudah berisi tbs didistribusikan pada stasiun sterilizer yang digerakkan  dengan menggunakan mesin capstand
Gambar  16 : Stasiun Loading Ramp

4.2.3.Stasiun sterilizer
Stasiun sterilizer merupakan tempat perebusan TBS. Adapun tujuan dari proses perebusan ( Sterilizer ) yaitu :
a. Memudahkan brondolan lepas dari tandan
b. Meluankkan buah sehingga mudah di aduk
c. Menonaktifkan enzim-enzim yang merusak mutu minyak
d. Mengumpulkan zat putih telur ( protein ) dalam buah agar pemurnian minyak
    mudah dilakukan
e. Melengkangkan inti dari cangkang/
Jumlah rebusan yang ada di PKS PT. Minang Agro ada 3 unit, dengan kapasitas
masing-masing 25 ton TBS (1 rebusan terdapat 10 lori, yang masing-masing lori
berkapasitas 2,5 ton TBS).
 Perebusan dilakukan dengan sistem tiga puncak dengan :
a. Puncak I : 1,5 kg/cm2 (7 – 10 menit)
b. Puncak II : 2,5 kg/cm2 (10 – 12 menit)
c. Puncak III : 2,8 – 3 kg/cm2 (45 menit)
Pada puncak III Perebusan dilaksanakan selama 45 menit, tergantung
pada kondisi buah (buah segar 45 menit, buah menginap 35 menit).
Tujuan perebusan 3 puncak adalah :
1. Tahap I : Pembuangan udara dan penguapan air dari tandan buah (air kondensat).
2. Tahap II : Pembuangan udara, penguapan air dari tandan buah.
3. Tahap III : Pematangan dan pelunakan daging dan membuat kejutan
     terhadap biji agar terjadi kekoplakan.
Dengan perebusan 3 puncak, maka panas dapat masuk dengan baik, sehingga
perebusan dapat matang secara merata. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan
hasil rebusan buah yang sempurna, mengingat kerapatan brondolan dalam tandan
buah semakin padat. Untuk mencapai kematangan perebusan brondolan bagian dalam diperlukan panas yang cukup. Pembuangan air kondensat dan udara pada puncak I dan II harus benar-benar sampai habis, karena air dan udara merupakan penghantar panas yang buruk.
Gambar 17: Stasiun Sterelizer

4.2.4.Stasiun tresshing
Tresher merupakan alat yang berfungsi memisahkan buah dari janjangannya, hal ini didukung oleh chainman dan hoisting crane yang menuangkan buah hasil Sterilizer  ke dalam autofeeder disinilah buah ditransfer ke ditributing conveyor yang mana buah akan terbagi ke dalam tressher , pada tressher  buah dibanting  memutar dengan kecepatan 22 rpm


Adapun proses yang ada pada stasiun tresshing ini yaitu
ü  Buah yang ada pada lori setelah perebusan ditransfer melalui hoisting crane, pada hoisting crane di lakukan oleh satu operator dan dua orang yang mengaitkan rantai hoisting crane pada lori
ü  Selanjutnya buah yang ada pada lori dituangkan pada autofeeder dan selanjutnya di masukkan pada mesin tresher
ü  Mesin tresher berfungsi memisahkan buah dengan tandannya dengan cara membanting dengan kecepatan 22 rpm
ü  Adapun buah brondolan yang sudah lepas dari tandannya akan keluar melalui kisi – kisi dinding treshing dan ditampung pada conveyor under tresher dan selanjutnya ditransfer ke stasiun digester dengan menggunakan  fruit elevator
ü  Sedangkan janjangan kosongnya di salurkan pada truk penampung dengan menggunakan alat empty bunch conveyor untuk selanjutnya dijadikan  land aplication
ü  Pada alat empty bunch conveyor ini dilakukan penyortiran janjangan yang masih ada brondolannya diambil dengan menggunakan gancu dan selanjutnya ditampung pada lori untuk dilakukan perebusan kembali.

Gambar 18  : ST. Thressing

4.2.5.Stasiun digester dan press
Digester merupakan sebuah tabung selinder yang mempunyai dinding yang dilengkapi dengan pisau pengaduk yang berputar melalui sumbu dan digerakkan oleh elektro motor. Dari putaran pisau-pisau pengaduk tersebut dapat menghancurkan daging buah yang ditimbulkan oleh gesekan antara pisau dengan dinding digester. Digester ini befungsi untuk melumatkan brondolan dan dan sekaligus melepaskan daging buah dari biji.
Stasiun press adalah suatu stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah   dengan cara melumatkan dan mengempa buah. Maka distasiun ini akan didapatkan minyak yang akan diolah menjadi CPO yang nantinya diolah lagi di stasiun klarifikasi dan juga akan mendapatkan fibre dan nut yang akan menjadi kernel (inti sawit) yang akan diolah di stasiun kernel nantinya.
          Adapun proses yang ada pada stasiun press dan digester adalah sebagai berikut:
ü  Dari stasiun thresser setelah dipisahkan antara brondolan dan janjangan maka brondolan dimasukkan kedalam fruit elevator yang berfungsi sebagai pengantar brondolan ke top cross conveyor yang nantinya akan dihantar lagi atau memsukkan brondolan kedalam digester guna proses selanjutnya
ü  Lalu setelah itu brondolan dimasukkan kedalam digester yang berfungsi sebagai alat untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari nut. Degister merupakan sebuah tangki vertikal yang bagian dalamnya dilengkapi dengan pisau – pisau pencacah yang berputar sumbu dan digerakkan oleh motor listrik.
         Gambar 19: Digester
ü  Lalu setelah buah dilumatkan pada digester buah tersebut dimasukkan kedalam screw press yang bertujuan untuk meremas daging buah yang sudah dilumat sebelumnya sehingga akan didapat minyak kasar dan ampas (nut & fibre)
ü  Lalu minyak yang sudah diremas akan mengalir ke talang minyak (oil gutter), yang bertujuan untuk mengalirkan minyak ke dalam sand trap tank yang pada alat ini berfungsi sebagai mengendapkan pasir – pasir dan partikel - partikel lainnya yang masih terbawa dengan minyak kasar tersebut.
ü   Setelah itu minyak yang sudah dipisahkan dari pasir-pasir dan partilkel – partikel berat lainnya maka dialirkan lagi kedalam vibrating screen yang berfungsi untuk memisahkan kotoran dari minyak kasar yakni berupa ampas yang terikut oleh minyak kasar.
ü   Minyak yang sudah dipisahkan dari kotoran maka dialirkan ke crude oil tank yang berfungsi untuk menampung minyak kasar dari vibrating screen yang nantinya akan dipompakan ke continious  clarifier tank (CCT).
ü   Ampas (nut & fibre) setelah diolah di screw press masuk kedalam creaker breaker conveyor yang berfungsi sebagai pengantar nut dan fibre ke stasiun kernel.
 
Gambar 20 : Screw Press

4.2.6.Stasiun klarifikasi (Pemurnian Minyak)
Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran, bak yang berupa padatan, lumpur maupun air. Minyak kasar hasil pemerasan mengandung kotoran berupa partikel dari tempurung dan serabut serta 40 – 45 % air.  Setelah pengendapan di COT diklarifikasi secara bertahap untuk menghasilkan crude palm oil (CPO).  CPO dapat ditampung dengan tangki penampungan dan siap dipasarkan atau diolah lebuh lanjut minjadi minyak sawit murni (Processed Palm Oil, PPO).
Tujuan dari pembersihan/pemurnian minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak. Alat-alat yang terdapat pada stasiun klarifikasi ini terdiri dari: sand trap tank, vibrating screen, crude oli tank, continuos clarifier tank,wet oil tank,  purifier, vacum drier, sludge tank, vibrating sludge,sand cyclone, dan sludge separator.
Adapun proses yang ada pada stasiun klarifikasi adalah sebagai berikut :
ü  Minyak yang keluar dari pemerasan pada mesin screw press ditampung pada sand trap tank. Adapun fungsi dari sand trap tank adalah untuk memaksimalkan proses pemisahan antara minyak, lumpur dan air sehingga mengurangi keausan pada vibrating screen.
Gambar 21:  Vibrating Screen
ü Setelah itu minyak masuk disalurkan pada vibrating screen. Vibrating  screen berfungsi untuk memisahkan crude oil dari padatan/solid dengan penyaringan. Minyak dari hasil penyaringan dialirkan ke crude oil tank sedangkan padatan yang mengandung minyak dikembalikan ke fruit elevator untuk daur ulang.
ü Pada Crude Oil Tank ini temperature dinaikkan. Menaikkan temperatur minyak kasar sangat penting artinya, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis antara minyak, air, dan sludge sehingga sangat membantu dalam proses pengendapan. Pada COT ini suhu dipertahankan hingga 90 0C – 95 0C.
ü Minyak yang ada pada crude oil tank selanjutnya disalurkan pada CCT (continuous clarifier tank).
ü Continuos clarifier tank (CCT) berfungsi untuk pengendapan sehingga terjadi pemisahan minyak dan sludge ,selanjutnya minyak dapat dikutip. Pada CCT ini terdapat mesin stirrer yang berfungsi mengaduk minyak yang ada pada CCT, selain kitu ada juga  skimmer yang berfungsi sebagai alat penyaring minyak sebelum disalurkan pada Wet Oil Tank Minyak akan berada pada bagian atas karena berat jenisnya lebih kecil. Minyak hasil dari proses pemisahan pada CCT ini disalurkan pada wet oil tank sedangkan sludge disalurkan pada sludge tan
 
Gambar 22 : CCT (continuous clarifier tank)
üSetelah minyak ditampung pada wet oil tank, kemudian dialirkan pada oil purifier. Alat ini berfungsi sebagai penyaring yang bekerja dengan gaya sentrifugal yang bertujuan untuk memisahkan antara clean oil dari kandungan kotoran yang terdapat pada clean oil.
ü Minyak disalurkan pada float tank untuk mengurangi kadar air dan supaya udara tidak masuk sebelum dikeringkan pada vacuum dryer.
üSelanjutnya minyak disalurkan pada vacum dryer. Vacuum dryer merupakan sebuah tabung silinder vertical yang berfungsi menghilangkan kadar air yang masih terdapat pada minyak murni dengan cara penguapan hampa udara (vacuum). Pada alat ini diberi tekanan 1 kg/m2
üMinyak yang sudah melewati vacuum dryer ini disalurkan pada storage tank yang merupakan tangki penyimpanan minyak kelapa sawit (CPO) sementara sebelum dipasarkan. Pada storage tank ini juga diberi pemanasan dengan suhu 55 0C. Adapun tujuan pemanasan ini adalah untuk mencegah penggumpalan minyak dan menaiknya kadar fee fatty acid (FFA).
Gambar 23 : Storage Tank
üSementara itu sludge yang berada pada sludge tank setelah melalui CCT disalurkan vibrating sludge yang berfungsi sebagai penyaringan kotoran – kotoran yang masih terdapat pada sludge
ü Sludge kemudian disalurkan pada double sand cyclone yang berfungsi memisahkan kandungan pasir yang masih terikut dalam sludge.
ü Selanjutnya sludge disalurkan pada buffer tank, pada buffer tank ini diisikan ¾ bagian dari kapasitasnya.
ü Sludge kemudian dialirkan pada sludge separator yang merupakan alat yang berfungsi mengambil kandungan minyak yang terdapat pada sludge. Alat ini bekerja dengan gaya sentrifugal dimana akibat gaya tersebut maka minyak yang lebih ringan akan mengumpul pada bagian bidang tengah dan sludge yang lebih berat akan terbuang pada bagian luar. Adapun output dari proses pada alat ini ada 2 yaitu, heavy phase yang disalurkan pada varpit (bak control) dan light phase (sludge yang masih mengandung minyak) dan selanjutnya disalurkan kembali pada crude oil tank (COT) untuk didaur ulang.
Gambar 24 : Sludge Separator


4.2.6. Stasiun kernel
Stasiun kernel merupakan proses pengolahan kernel mulai dari pembersihan sisa serabut hingga kernel siap untuk dipasarkan.
Adapun proses yang ada pada stasiun kernel adalah sebagai berikut
ü  Setelah nut dipisahkan dengan serabut pada screw press maka nut dan fibre di masukkan ke dalam creaker breaker conveyor yang berfungsi sebagai pengantar nut dan fibre ke defericarper, adapun fungsi dari defericarper adalah untuk memisahkan antara fibre dan nut dengan cara bahan-bahan yang ringan seperti fibre ditarik dengan menggunakan fan fibre cyclone dan ditampung oleh fibre cyclone yang nantinya fibre dikirim ke stasiun boiler dengan menggunakan conveyor.
ü  Kemudian bahan-bahan yang berat yang berada pada defericarfer masuk ke nut polishing drum yang berfungsi untuk membersihkan fiber yang masih menempel pada nut
ü  Setelah itu nut yang sudah terpisah dari fiber masuk ke conveyor yang berfungsi sebagai pengantar nut ke destoner  yang berfungsi sebagai pemisah antara nut dan bahan – bahan berat seperti batu yang masih terbawa oleh nut.
ü  Setelah nut dikirim ke nut silo yang dihantar dengan menggunakan wet nut elevator, dan adapun fungsi dari nut silo adalah untuk penampung sementara nut.
ü  Setelah nut berada di nut silo di masukkan kedalam ripple mill, alat ini berfungsi sebagai pemecah nut sehingga memudahkan pada saat proses pemisahan antara kernel dengan shellnya 
ü  Hasil dari pemecahan pada ripple mill disalurkan ke separating column yang ditransfer dengan menggunakan dry nut elevator dan CM conveyor, pada alat ini terjadi pemisahan antara fiber halus dengan nut. Fiber halus naik dan masuk kedalam fibre cyclone dan selanjutnya ditransfer keboiler sedangkan nut turun dan di hantar dengan conveyor masuk kedalam claybath yang berfungsi memisahkan kernel pecah dan cangkang pecah dengan menggunakan media air dengan parameter control kernel losses max 4 %, dirt max 4 %.
ü  Kernel yang sudah dipisahkan dari shellnya selanjutnya disalurkan pada kernel silo. Kernel siloberfungsi untuk mengurangi kadar air pada kernel produksi. Penurunan kadar air ini bertujuan untuk menonaktifkan kegiatan mikroorganisme sehinnga proses pembentukan jamur atau proses kenaikan asam dapat dibatasi pada saat kernel disimpan. Parameter kontrolnya yaitu moisture kernel produksi max 7 %.
ü  Selanjutnya kernel disalurkan pada kernel bulking storage sebagai tempat penampungan kernel produksi sebelum dipasarkan
4.3.      Manajemen perusahaan perkebunan
Manajemen dalam arti umum adalah pengelolaan yaitu suatu proses yang memiliki ciri yang khas di setiap organisasi, keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah manajemen perusahaan.  Manajemen perusahaan inilah yang berperan sebagai pengendali dalam proses usaha yang dilakukan guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Perusahaan pada umumnya harus mencapai input serendah mungkin dan output setinggi mungkin, tetapi hal ini sangat sulit dicapai.  Untuk mencapai hal tersebut diperlukan manajemen yang tinggi.  Oleh karena itu perusahaan harus memahami unsur-unsur dalam manajemen, yaitu : Perencanaan, Organisasi, Penggerakan, Pengawasan dan Evaluasi.
4.3.1.         Perencanaan 
Perencanaan adalah tindakan memilih, menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang perlu untuk mencapai hal yang diinginkan dengan demikian perencanaan dapat diartikan bagaimana menentukan kegiatan yang akan datang, apa yang harus dilakukan serta bagaimana cara melakukannya serta biaya yang dikeluarkan atau yang disebut juga budget.
Di Kebun PT. Minang Agro khususnya ditingkat afdeling semua perencanaan atau budget dibuat oleh pimpinan afdeling atau asisten.  Asisten menyusun rencana budget yang dipimpinnya berdasarkan kenyataan dilapangan sebagai gambaran untuk menentukan perencanaan yang akan datang.  Disamping itu Asisten menyusun perencanaan afdeling untuk tahun yang akan datang.  Mempunyai interaksi yang baik dan lancar diantara karyawan afdeling yang merupakan pelaksana di lapangan.
Dalam merencanakan suatu kegatan atau kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan pada masing-masing afdeling, hal ini dilakukan dengan menggabungkan pendapat antara asisten afdeling, dimana gagasan tersebut berdasarkan kenyataan dilapangan dari afdeling tersebut, sehingga akan melahirkan suatu keputusan yang akan dilaksanakan pada afdeling yang telah mendapatkan persetujuan dari Estate Meneger kemudian dikirim ke kantor pusat dan akhirnya keluar suatu keputusan yang akan dilaksanakan di lapangan.
Jenis pekerjaan diatur menurut tuntunan teknis induk anggaran setahun termasuk perkiraan yang akan ditetapkan selama setahun, perkiraan kebutuhan tenaga kerja perbulan, pertahun serta rencana kebutuhan bahan selama sebulan atau setahun.  Pola ini penting dilaksanakan guna memantau keperluan keuangan, penyusaiannya dengan perkiraan produksi yang akan dicapai. 
Untuk mempermudah pelaksanaan dari petunjuk teknis satu tahun diperkecil menjadi anggaran bulanan yang dibuat untuk penyesuaian aspek-aspek pekerjaan yang perlu diprioritaskan, kaitannya dengan penyediaan tenaga kerja,  perkiraan kebutuhan bahan.  
Dalam hal ini Asisten menghitung taksasi kebutuhan tenaga kerja biaya atau bahan dan lain-lain yang sesuai dengan tingkat prestasi yang diharapkan dan bahan yang digunakan, untuk mengetahui hal ini Asisten harus mengenal secara detail tuntutan logis situasi lapangan.  Serta ramalan masalah afdeling yang perlu diberi pertimbangan kebijaksanaan dan diketahui oleh Asisten kepala dan Estate Meneger. 
Disamping itu untuk lebih mudah lagi rencana atau kegiatan bulanan dijadikan lagi dalam bentuk kegiatan harian atau yang disebut dengan rencana kerja harian (RKH), hal ini dilakukan berdasarkan penyusunan prioritas rencana kegiatan bulanan dengan pedoman pada sentralisasi tenaga sesuai dengan tujuan efisiensi gerak kemudahan control atau pengawasan. 
Dalam penyusunan budget detail perkebunan didasari atas standart input dari berbagai kelompok tahun tanam, selain dari standart input penyusunan budget detail juga didasari oleh kebutuhan aktual di lapangan.
 Untuk  mengetahui keadaan dilapangan Asisten memang berperan yang dibantu oleh para mador dilapangan sebagai bahan untuk menyusun rencana dalam perkebunan, penyusunan budget detail dilapangan didasari oleh standart input kebutuhan aktual dilapangan biaya per unit akhhir agar tetap mencapai nilai yang wajar.
4.3.2.Organisasi perusahaan
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang secara bersama-sama menjalankan suatu usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.  Salah satu faktor yang sangat berperan dalam mencapai kesuksesan adalah organisasi.
 Struktur organisasi yang baik dan dijalankan dengan benar akan memberikan hasil pekerjaan yang memuaskan, karena semua tugas dan tanggung jawab akan dijalankan dengan sungguh-sungguh sehingga tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pekerjaan
Dengan adanya struktur tersebut pimpinan perusahaan mempunyai pedoman dalam membagi tugas pada posisi yang sesuai dengan kecakapan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang dimilikinya.
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi dapat dijelaskan pada uraian di bawah ini :
4.3.2.1.  Estate Manajer
Manajer merupakan pimpinan tertinggi di kebun. Tugas dan wewenang manajer yaitu mengkoordinir seluruh kegiatan di kebun, mengambil kebijaksanaan dan keputusan, melaksanakan dan mengawasi proses produksi sehingga tujuan perusahaan tercapai serta membuat laporan manajer.  Manajer bertanggung jawab langsung kepada group manajer.
Tugas dan tanggung jawabnya :
Ø  Menjabarkan dan melaksanakan langkah kebijakan direksi di bidang tanaman, teknik, administrasi, tenaga kerja dan agraris serta manjalin hubungan baik dengan instansi terkait sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Ø  Merencanakan dan mengawasi penempatan karyawan secara efektif dan efesien.
Ø  Mengawasi dan menilai hasil kerja bagian atau divisi secara terus menerus dan membandingkan hasil nyata dan norma kerja serta mangambil tindakan untuk mangatasi terjadinya penyimpangan.
Ø  Memberikan saran atau usul kepada direksi baik diminta ataupun tidak untuk efektifitas dan efesiensi dalam rangka penggelolaan perusahaan.
Ø  Menerima tugas khusus dan pelimpahan wewenang Direksi.
Ø  Menyusun usulan budget bersama – sama dengan head assistent.
Ø  Memimpin kegiatan perusahaan baik ke dalam maupun di luar.
Ø  Mengawasi dan terjun langsung pada semua kegiatan personil dari setiap organisasi.
Wewenang dari Manajer yaitu :
Ø  Membuat langkah kebijakan yang tidak bertentangan dengan peraturan perusahaan
Ø  Mengambil keputusan untuk tanggung jawab
Ø  Melakukan tindakan pembinaan terhadap bawahan yang indisipliner                     (membuat teguran, peringatan dan PHK) dan mutasi antar afdeling dalam rangka pembinaan jenjang karir/tugas.
Ø  Mengambil langkah pengamanan untuk menghindari penyimpangan
Ø  Mengeluarkan biaya yang berhubungan dengan bidangnya sebatas anggaran yang telah ditetapkan
Ø  Melakukan penilaian prestasi kerja dan pengaturan cuti bawahan


4.3.2.2.  Asisten Kepala (Askep) / Head Assistant
Asisten kepala membawahi beberapa asisten afdeling yang bertugas mengkoordinir seluruh kegiatan di wilayah kerjanya yang terdiri dari beberapa afdeling
Asisten kepala membantu manajer dalam melaksanakan rencana yang telah ditetapkan, mengawasi kegiatan afdeling, memberikan penjelasan kepada asisten afdeling baik pada rapat kerja maupun ditempat tugas masing-masing mengenai tugas-tugas yang diberikan.  
          Fungsi utama dari asisten kepala yaitu membantu manager mengelola perusahaan dalam rangka mengoptimalkan potensi tanaman sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan serta pengendalian biaya untuk pencapaian tujuan perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab asisten kepala adalah :
Ø  Mengkoordinir dan merekapitulasi laporan manajemen afdeling setiap bulan
Ø  Mengkoordinir laporan produksi afdeling untuk dilaporkan ke kantor direksi.
Ø  Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan asisten afdeling / karyawan untuk peningkatan prestasi dan kesejahteraan hidupnya
Ø  Mengkoordinir, meneliti dan memberi petunjuk kepada asisten afdeling dalam menyusun rencana kerja tahunan, serta rencana kerja operasional.  
Ø  Membantu manajer untuk mengidentifikasi persyaratan Sumber Daya Manusia (SDM) dan menugaskan personil terlatih terhadap seluruh posisi yang mempengaruhi mutu.
Ø  Membimbing asisten afdeling dalam semua aspek kegiatan afdeling.

4.3.2.3.  Kepala Tata Usaha / KTU (Estate Administrasi Assistant)
Fungsi utama dari estate administrasi assistant adalah membantu Administratur dalam mengelola aktivitas kebun di bidang administrasi dan keuangan serta peraturan yang berlaku untuk pencapaian tujuan perusahaan. Estate administrasi assistant bertanggung jawab langsung kepada manager.
 Adapun tanggung jawab dari estate administrasi assistant adalah :
Ø  Betanggung jawab kepada Estate Manajer
Ø  Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan program kerja di Estate office.
Ø  Mengontrol seluruh biaya di estate.
Ø  Melakukan pemeriksaan dan mengevaluasi setiap permintaan dari bagian terkait untuk disesuaikan pada rekening anggaran/budget.
Ø  Mengawasi keberadaan stok bahan dan alat yang ada di gudang kebun.
Ø  Mencek arus dokumen administrasi/keuangan setiap hari dan memberi petunjuk kepada bawahan, jika terjadi kesalahan untuk perbaikan.
Ø  Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil dibagian administrasi .
Ø  Mengajukan permintan uang kerja ke kantor Direksi setiap gajian kecil dan besar serta pengambilan uang dari Bank melalui persetujuan Administratur.
Ø  Mencek buku kas dan buku Bank setiap gajian kecil/besar serta menutup buku kas/Bank setiap gajian dan pada tanggal tutup buku.
Ø  Membuat laporan Neraca Percobaan dan Laporan Manajemen setiap bulan untuk dapat dikirim ke Kantor Direksi tepat waktu.
4.3.2.4.  Asisten afdeling / Field Assistent
Asisten afdeling  adalah orang yang bertanggung jawab penuh terhadap afdelingnya, baik terhadap kelancaran dan kesuksesan kegiatan harian yang dilaksanakan di afdelingnya.
Adapun tanggung jawab dari asisten afdeling adalah  :
Ø  Membantu manajer dalam menyusun anggaran tahunan
Ø  Membimbing, mengarahkan dan memberi perintah pada mandor untuk segera membuat perbaikan yang diperlukan bila ditemukan ada penyimpangan
Ø  Memeriksa seluruh kegiatan yang digerakan di setiap unit masing–masing
Ø  Memimpin kegiatan afdeling
Ø  Memberikan informasi di afdeling yang dipimpinnya kepada pengurus atau asisten kepala

4.3.2.5.   Mandor 1
Mandor satu merupakan pembantu assistent afdeling dalam menjalankan tugas dan fungsinya di divisi yang dipimpinnya.
Adapun tanggung jawab dari mandor I adalah :
Ø  Mengintruksikan pekerja yang disampaikan oleh asisten afdeling kepada mandor lapang.
Ø  Menyampaikan masalah yang dijumpai di lapangan kepada assistent
Ø  Mengawasi semua mandor–mandor di lapang serta memberi petujuk agar semua kegiatan berjalan sesuai dengan instruksi assistant afdeling
Ø  Bertanggung jawab kepada asisten afdeling
4.3.2.6.  Kerani afdeling ( Division Clerk )
Adapun tugas dari kerani afdeling adalah :
Ø  Membagikan gaji karyawan dan menghitung premi
Ø  Membuat laporan manajemen setiap pertengahan bulan
Ø  Mengurus administrasi afdeling dan membuat daftar gaji dan premi karyawan afdeling dalam pembayaran gaji dan premi serta menangani urusan beras karyawan
Ø  Membuat buku permintaan barang yang diperlukan di afdeling dan mencatat pemakaian alat dan bahan yang akan diperlukan di lapangan setiap hari.
Ø  Bertanggungjawab kepada asisten afdeling.



4.3.2.7.  Krani Produksi / Krani Buah
Adapun tugas dari krani produksi adalah
Ø  Mencatat jumlah TBS (tandan buah segar) dan brondolan yang dipanen oleh karyawan serta menghitung premi pemanen
Ø  Merekapitulasi TBS hasil panen setiap blok di afdeling
Ø  Bertanggung jawab kepada asisten afdeling dan mandor I
4.3.2.8.  Mandor Pemeliharaaan
Adapun tugas dari mandor adalah :
Ø  Menerima instruksi dari asisten afdeling dan mandor I
Ø  Memeriksa kehadiran karyawan dan mengawasi kerja karyawan
Ø  Melaporkan masalah yang dijumpai dilapangan kepada mandor I
Ø  Mengawasi dan memerintah tenaga kerja ( karyawan )
Ø  Bertanggung jawab kepada asisten afdeling dan mandor I
4.3.2.8.Mandor Panen
Ø  Mandor Panen bertanggung jawab mengangawasi pemanenan dan menginspeksi aktivitas panen. 
Ø  Mandor Panen memberikan laporan kepada mandor I.
4.3.2.9.  Karyawan
Adapun tugas dari karyawan adalah :
Ø  Melaksanakan kegiatan dilapangan sesuai dengan tugas masing – masing.
Ø  Bertanggung Jawab kepada mandor lapangan

4.3.3.Penggerakan (Actuating)
Pelaksanaan kegiatan di kebun merupakan tanggung jawab dari pmpinan perusahaan yang kemudian dilimpahkan kepada Asisten Kepala dan dibantu Asisten di afdeling, kemudian Asisten afdeling melimpahkan segala kegiatan di lapangan kepada masing-masing Mandor, tetapi Asisten afdeling bertanggung jawab atas segala kegiatan di lapangan.
Pelaksanaan kegiatan di lapangan pada PT. Minang Agro dimulai setelah apel pagi yaitu pukul 06.00 – 06.30 Wib.
 Pada saat apel pagi, Asisten afdeling memberikan arahan berupa teori, teknis pelaksanaan, dan saran tentang kegiatan yang akan dan yang sudah dilaksanakan, dan setiap apel pagi kerani afdeling melakukan pengabsenan Karyawan.  Di lapangan masing-masing Mandor memberi pengarahan teknis mengenai pekerjaan yang akan dilakukan dimana hasilnya nanti diharapkan akan diterima oleh perusahaan.
Untuk memacu peningkatan kinerja karyawan dalam pengerjaan pekerjaan di lapangan perlu adanya suatu motivasi agar karyawan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.  Adapun motivasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan berupa :
1.    Pengupahan
a)    Gaji 
Gaji diberikan berdasarkan golongan yang sudah ditetapkan oleh pimpinan, yang mana gajian  diberikan pada akhir bulan. 
b)   Lembur                                                                                             Lembur hanya diperlukan untuk pekerjan yang mendesak atau harus diselesaikan.  Lembur dihitung/jam, yang mana nilai rupiah/jam berbeda, dan lembur diberikan pada saat gajian.
c)    Premi
Premi diberikan berdasarkan hasil produksi yang diperoleh.
d)    Bonus
Bonus diberikan sekali dalam setahun tepatnya pada pertengahan tahun, yang mana bonus diberikan tergantung keuntungan perusahaan yang dihasilkan dalam setahun.
e)    Tunjangan
Tunjangan diberikan perusahaan pada Hari Raya kepada seluruh pekerja. Tunjangan diberikan kepada karyawan dengan syarat apabila 3 bulan sebelum masuk hari raya karyawan harus mendapatkan minimal 60 hari kerja.
2.    Fasilitas-fasilitas yang diberikan
     Adapun fasilitas - fasilitas yang diberikan oleh perusahaan adalah berupa:
·         Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) berupa jaminan kecelakan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan kesehatan.
·         Perumahan.
·         Penitipan bayi pekerja wanita dan Fasilitas pendidikan anak.
·         Fasilitas ibadah.
·         Fasilitas olah raga.
·         Transportasi berupa bus sekolah
·         Pelayanan kesehatan


3.    Cuti untuk karyawan
Hak cuti yang diberikan oleh PT.Minang Agro  kepada karyawan 12  hari dalam setahun.
2.1.1. Pengawasan dan evaluasi
Dalam suatu manajemen perusahaan yang telah memuat perencanaan, organisasi, dan penggerakan maka untuk melengkapi manajemen perusahaan tersebut diperlukan suatu pengawasan yang melibatkan seluruh unsur terkait yang dimulai dari mandor sampai kepada direksi.  Segala bentuk kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tidak boleh lepas dari pengawasan, karena pengawasan merupakan penentu keberhasilan perusahaan.
PT. Minang agro pengawasan dilakukan oleh mandor, Assisten afdeling,Asisten Kepala Estate Manager.  Untuk mendukung kegiatan pengawasan di lapangan perusahaan memberikan kendaraan roda 2 (dua) untuk Assisten dan roda 4 untuk Estate Manager.  Pengawasan biasanya dilakukan secara mendadak setiap hari, baik ke lapangan maupun melalui laporan yang dibuat.  Jenis-jenis laporan evaluasi ini terdiri dari laporan harian, laporan bulanan dan laporan tahunan yang ditujukan ke pimpinan.
1. Laporan Harian
Laporan harian merupakan hasil rekapitulasi harian yang memuat jumlah HK (tenaga kerja) yang dipakai dan hasil pekerjaan yang dilakukan.   Laporan ini disusun oleh Kerani afdeling yang dilakukan dengan arahan dari Assisten afdeling.


1.    Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan rekapitulasi selama satu bulan yang diperoleh datanya.  Biasanya dalam laporan ini memuat penyebab terjadinya kenaikan atau penurunan biaya atau hasil pekerjaan yang rendah serta masalah – masalah yang timbul di lapangan.
2.    Laporan tahunan
Laporan tahunan  merupakan rekapitulasi dari laporan bulanan. Laporan ini memuat data produksi dan biaya pertahunnya dalam satu estate.
Di PT. Minang Agro kegiatan pengawasan juga dilakukan melalui kegiatan verifikasi. Kegiatan verifikasi ini ini dilakukan terhadap hasil kerja pada setiap unit kerja yang ada baik pada bagian afdeling, pengolahan maupun administrasi. 











V.  KESIMPULAN dan SARAN
5.1.  Kesimpulan
            Dari hasil pengalaman kerja praktek yang dilaksanakan pada PT.  Minang Agro dapat diambil kesimpulan sebagai berikut;
  1. Kegiatan yang dilakukan di perkebunan tidak hanya mengacu pada teori yang telah ada, namun kadang kala kegiatan tersebut brdasarkan  situasi yang ada di lapangan serta kemudahan dalam bekerja.
2.    Dari kegiatan PKPM yang telah dilaksanakan ada sebagian tujuan yang ingin diharapkan belum sepenuhnya tercapai, karena masih ada beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan akibat perbedaan waktu pelaksanaan kegiatan

5.2.  Saran
          Dalam pemilihan lokasi untuk Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) untuk tahap berikutnya, hendaknya ditentukan berdasarkan hasil survey yang cukup jeli, baik masalah mengenai keadaan lokasi maupun objek – objek yang menjadi sasaran, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.





VI.  DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Reni. 2007. Elaeis guineensis (kelapa sawit). www.tanamanobatindonesia.com. 10 Mei 2008.
Fauzi, 2005. Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta
Pahan, (2007 – 2008). Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
Maksi. 2007. Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia. www.maksi@indo.net.id. 10 Mei 2008
Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Selardi Sastrosayono. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Triyono, W.  2007.  Kebijakan Teknis Agronomi Kelapa Sawit.  Pekanbaru.